SIDRAP, PIJARNEWS.COM– Jumlah kasus Demam Berdarah (DBD) dalam beberapa bulan terakhir meningkat di Kabupaten Sidrap, bahkan tercatat sekira 4 Penderita DBD meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB Sidrap, Dr.Ns. H. Basra, mengakui ada peningkatan kasus DBD, namun beberapa bulan terakhir sudah mulai menurun, terutama pada Juni ini.
Saat ini, Lanjutnya jajaran dinas yang dipimpinnya tengah melakukan berbagai upaya pencegahan dan sosialisasi kepada masyarakat.
“Tim kami telah melakukan Foging, sosialisasi dan bekerjasama dengan pemerintah kecamatan hingga Kelurahan dan Desa,” ujarnya, Senin (7/6/2021).
Mantan Plt Kadis Pendidikan Sidrap itu juga mengimbau masyarakat agar turut serta memberantas DBD, terutama menerapkan 3 M, seperti Menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin. Menutup rapat semua tempat penyimpanan air, mengubur atau memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis.
“Soal lainnya adalah masyarakat sekarang takut langsung melapor kalau dia atau anaknya merasakan demam, karena takut dikira covid-19,” katanya.
Padahal, kata Basrah, DBD merupakan penyakit yang berbahaya jika tidak langsung ditangani, saat ini, Lanjutnya ada sekira 3 atau 4 penderita DBD yang meninggal. Tercatat mereka yang terserang DBD umumnya anak-anak dan kasus terbanyak ada di Kecamatan Maritengae.
“Covid-19 itu ada jangka 14 hari, sementara DBD itu bisa dua atau tiga hari bisa fatal kalau tidak segera tertangani medis. Jadi kalau demam jangan takut melapor ke petugas medis, jangan sampai itu DBD,” tandasnya.
Dinas Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB Sidrap mencatat, kasus DBD sejak Januari hingga Juni 284 dengan jumlah kematian 4 kasus yang tersebar di tiga lokasi, yakni Pangkajene 2 kasusu kematian, Amparita dan Lancirang masing-masing satu kasus kematian.
Reporter: Agus Salim