MAROS, PIJARNEWS.COM–Cuaca ekstrem terjadi disejumlah wilayah di Sulawesi Selatan. Di Kabupaten Gowa tiga orang ditemukan tewas tertimpa longsor, sementara di Kabupaten Maros dua orang tewas diduga akibat banjir.
Fadli, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maros mengatakan dua korban tersebut seorang lansia dan seorang balita.
Untuk korban Lansia kata Fadli, diketahui bernama Johra Daeng Tasa (85) yang meninggal akibat terjatuh saat mengamankan barang miliknya saat banjir.
Kejadian tersebut belum diketahui pasti waktunya, namun korban ditemukan dalam kondisi meninggal pada Sabtu (24/12/2022) pagi kemarin.
“Kalau nenek-nenek itu agak pagi dia, tapi kita tidak tahu kapan meninggal pastinya, karena pada saat ditemukan sudah meninggal itu paginya, korban kemudian di bawa ke kerabatnya,” terangnya, saat dikonfirmasi pada Ahad (25/12/2022).
Untuk korban balita lanjut Fadli, berasal dari Desa Baruga, Kecamatan Bantimurung. Korban juga ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di depan rumahnya pada siang hari.
“Kalau yang anak-anak itu agak siang kejadiannya,” sambung Fadli.
Fadli menduga korban balita tersebut lepas dari pengawasan orang tuanya.
“Iye, pas sementara banjir. Kalau itu anak-anak apalagi ini menurut warga sekitar agak khilaf juga orangtuanya, karena tidak memperhatikan di anaknya saat kejadian,” terangnya.
Menurutnya Fadli, akibat curah hujan yang cukup tinggi hampir seluruh kecamatan di Maros terendam banjir. Ketinggian air di masing-masing wilayah tersebut khususnya di Kabupaten Maros bervariasi.
“Ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 cm sampai 1 meter. Rumah warga di sejumlah titik, khususnya berdekatan dengan sungai terendam banjir akibat air meluap,” ujarnya.
Saat ini pihaknya fokus mengevakuasi warga yang rumahnya terendam banjir di tiga wilayah dari 14 kecamatan, yakni Turikale, Maros Baru, dan Bantimurung menjadi fokus BPBD Maros.
“Tiga kecamatan ini yang terparah banjirnya, sehingga kami fokuskan dulu di sana,” tutupnya.
Reporter: Sucipto Al-Muhaimin