MAKASSAR, PIJARNEWS.COM—Pernah kerap dibully oleh teman-teman sekolah, tidak membuat Muhammad Fajrin surut. Justru, bully yang diterima dengan lapang dada, memantik semangatnya untuk menunjukkan siapa dia.
Di kemudian hari, tepatnya saat menjadi mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh), Fajrin, sapaan akrabnya menunjukkan prestasi luar biasa. Dia menjadi mahasiswa terbaik di tingkat universitas. Dia menjadi Duta Kampus Unismuh. Kisah mahasiswa semester tiga itu menjadi bukti, semangat dan ketekunan dapat mengubah segalanya, bahkan ketika kehidupan terasa tidak adil.
Dahulu, masa SMP adalah episode berat dalam hidupnya. Tubuhnya yang lemah karena sering sakit membuatnya menjadi sasaran ejekan. Cemoohan seperti “penyakitan” dan “lemah” menjadi kata-kata yang sering dia dengar, bahkan dari beberapa guru yang meragukan kemampuannya.
Namun, di tengah tekanan itu, dia menyimpan tekad besar untuk membuktikan bahwa dirinya lebih dari sekadar label yang diberikan orang lain.
Ketika teman-teman sibuk bermain, dia mencoba mengejar mimpinya di dunia hiburan. Pada tahun 2017, saat duduk di kelas 3 SMP, dia mengikuti ajang pencarian bakat Mencari Bintang di salah satu televisi nasional. Namun, langkah awalnya di dunia entertainment justru membawa lebih banyak hinaan dan tekanan dari lingkungannya. Kondisi ini memaksanya untuk vakum sejenak.
Memasuki masa SMK, dia bangkit lagi. Pada tahun 2020, dia memulai lomba model pertamanya di Mall Trans Studio Makassar. Setahun kemudian, dia mencoba ajang pageant pertama, Putra-Putri Gema Ramadan, dan berhasil meraih gelar Juara Favorit. Meski perlahan mulai mengukir prestasi, jalan menuju kesuksesan masih panjang.
Setelah lulus SMK, dia memutuskan untuk tidak langsung melanjutkan kuliah. Selama dua tahun, dia fokus mengikuti berbagai ajang pageant dan kompetisi duta. Keputusannya ini membuahkan hasil luar biasa. Salah satu pencapaiannya adalah menjadi finalis Mister Tim Indonesia, di mana dia meraih posisi enam besar serta penghargaan Best Top Model dan Best Intelligence.
Prestasinya terus berlanjut. Pada tahun 2022, dia menjadi Duta Wisata. Tahun 2023, dia dinobatkan sebagai Putra Remaja Nusantara. Dan pada tahun 2024, dia berhasil meraih gelar Duta Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.
Yang membuat kisah ini semakin menginspirasi adalah bagaimana dia menghadapi setiap tantangan. Meski penyakitnya terkadang kambuh, dia tidak pernah menjadikannya alasan untuk menyerah. Bahkan, hinaan dan cemoohan yang pernah dia terima justru dijadikan motivasi untuk terus berkembang.
“Banyak yang bilang saya beruntung menjadi Duta Kampus, tapi menurut saya ini bukan keberuntungan. Ini adalah hasil kerja keras saya sendiri,” ujarnya saat saya temui, Senin (2/12/2024). Baginya, keberuntungan adalah pertemuan antara kesempatan dan usaha.
Kini, setiap kali bertemu teman-teman lamanya, dia selalu menyapa mereka lebih dulu dengan senyuman. Dia memilih untuk tidak menyimpan dendam, karena dia percaya bahwa segala hinaan di masa lalu adalah “pupuk busuk” yang justru membuatnya tumbuh lebih kuat.
Dari seseorang yang sering direndahkan hingga menjadi sosok inspiratif di kampusnya, perjalanan hidupnya adalah pelajaran tentang kekuatan tekad, kerja keras, dan keyakinan diri. Dia telah membuktikan bahwa batasan hanya ada jika kita berhenti mencoba.
“Kesempatan tidak datang dua kali, tapi saya percaya kesempatan selalu hadir bagi mereka yang tidak pernah berhenti berusaha,” katanya.
“Tidak ada kata menyerah dalam kamusnya. Setiap keinginan adalah tujuan yang harus dicapai, dan setiap rintangan hanyalah batu loncatan. Dia selalu bangkit, bekerja keras tanpa kenal lelah, dengan semangat membara untuk membuktikan bahwa dirinya mampu, tak peduli seberapa besar keraguan orang lain. Kegigihannya adalah bukti bahwa mimpi bisa diraih jika kita berani berjuang,” pungkasnya. (*)
Citizen Reporter: Nur Rahma
(Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Makassar)