SIDRAP, PIJARNEWS.COM–Covid-19 berlalu, namun sampai kini masih menyisakan rasa pilu. Cerita hidup itu dialami Sumiati (38), Warga Desa Tanete, Kecamatan Maritenngae, Kabupaten Sidrap.
Pasca Covid-19, Sumiati meraskan hidup dalam keterpurukan. Sambil berderai air mata. Sumiati menceritakan bagaimana dampak Covid-19 menerpa hidupnya. Usahanya ludes hingga di titik minus.
Dimana sebelum Covid-19 usaha ternak ayam petelurnya cukup lancar, namun pasca Covid-19 ternaknya ludes tak bersisa. Terpaan pahit hidupnya tak sampai disitu, kesulitan ekonomi yang menghimpitnya membuatnya harus memutuskan pisah dari suami. Kini Sumiati hidup sendiri, ketiga anaknya kini tak tinggal bersama dirumah sederhananya.
“Dulu saya pelihara 4000 ekor, tapi setelah Corona habis semua. Waktu Corona itu mahal barang murah telur,” ucapnya, saat ditemui dikediamannya, Kamis (25/4/2024).
Untuk menyambung hidup, Sumiati kini harus berjualan kue keliling, dia mengaku harus bekerja keras untuk menutupi cicilan dan pinjaman hingga untuk anak, meski ketiga anaknya tak lagi tinggal bersamanya.
“Kalau pas ada usaha lancar bisa saya dapat Rp 7 juta perbulan,” katanya.
Kini, lanjut Sumi sapaannya beralih menjual kue keliling, meski punya hasil, namun tetap minus, sebab harus membayar cicilan motor yang digunakannya untuk berjualan, juga untuk membayar pinjaman lainnya.
“Hasil jualan kue, kadang-kadang bisa Rp 2.7 juta perbulan,” ungkapnya lagi.
Namun hasil tersebut masih kurang, sebab untuk membayar cicilan motor dan pinjaman lain yang totalnya Rp 2.8 juta perbulan.
Ditengah himpitan ekonomi yang mendera, hati Sumi kian teriris, sebab Sumi mengaku seolah tak memiliki Saudara, sebab sebagai anak pertama dia tak mendapat hak atas harta orang tuanya.
Meski dalam sulit, Sumi tetap berusaha tegar menghadapi ragam cobaan. Sumi berharap nantinya bisa membuka usaha dan tak berjualan keliling lagi. Sumi punya niat untuk membuka usaha di sebuah ruko. Meski baginya itu hanya sebuah mimpi, karena untuk usahanya saat ini pun masih terbentur oleh kurangnya modal.
“Kalau bisa jualan di ruko pak. Kesulitan saya selama ini juga karena tidak ada modal,” ucapnya.
Selama dalam keterpurukan ini Sumi hanya baru dua kali mendapat kan bantuan beras dari pemerintah setempat.
“Kalau bantuan seperti dari PKH itu tidak ada, cuma dua kali beras, seperti kemarin waktu puasa,” katanya.
Terpisah Kepala Dinas Sosial Pemkab Sidrap Wahidah Alwi, SP., MM saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Jumat (26/04/2024) langsung merespon dan akan melakukan penanganan.
“InSyaaAllah akan ditangani ya,” tulisnya.
(*)