SIDRAP, PIJARNEWS.COM–Dampak Elnino dirasakan oleh para petani dikabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, akibat tidak adanya air sawah para petani yang waktunya memasuki musim panen kekeringan.
Diperkirakan ada ribuan hektar sawah terdampak yang terjadi di empat desa dan dua kelurahan di Kecamatan Panca Lautang. Empat desa dan dua kelurahan tersebut masing-masing desa Wanio, Corowali, Bapangi dan Wanio Timoreng. Sementara dua kelurahan yakni Kelurahan Bilokka dan Lajonga.
Kekeringan sawah ini sudah terjadi sejak dua bulan terakhir, sungai yang biasa menyuplai air kekawasan persawahan ini juga kering krontang. Akibatnya Kondisi padi para petani kering dan tumbuh tidak normal, bahkan tidak berbuah, jika ada buahnya, bulir padinya banyak yang tidak berisi.
Sementara Tanah persawahan di lokasi ini juga pecah-pecah. Kondisi kekeringan ini berdampak pada hasil panen padi pada musim panen kali ini. Para petani mengaku pada musim panen kali ini dalam satu hektarnya hanya bisa panen satu karung saja, bahkan ada pula yang tidak ada hasilnya sama sekali.
Angota DPRD Sidrap Samsu Marlin yang juga tokoh masyarakat di Kecamatan Pancalautang mengatakan, kekeringan terjadi sejak dua bulan terakhir.
“Sudah dua bulan, bisa kita lihat kondisinya seperti ini, gagal panen,” katanya, saat ditemui di lokasi persawahan, Senin (5/9/2023).
Jika normal, dalam satu hektarnya hasil panen petani sekira 6 ton, namun dengan kondisi saat ini, para petani merugi total.
“Dengan harga yang sekarang sekitar 6 ribu lebih, kali ribuan hektar, saya perkirakan khusus untuk kecamatan Pancalautang kehilangan sekitar Rp 36 M dalam satu kali musim panen,” ungkap Marlin sapaan akrabnya.
Marlin dan petani lainnya berharap kepada pemerintah daerah dan provinsi agar segera membangun bendungan Torere yang sudah diharapkan petani sejak 20 tahun silam.
“Supaya luapan air sungai saat musim hujan tidak mengalir ke danau dan ditampung di bendungan untuk digunakan dipersawahan dan saat kondisi seperti sekarang ini,” ucap Marlin yang juga petani di daerah tersebut.