MAKASSAR, PIJARNEWS.COM — Tujuh pengemudi Grab Makassar mengaku meraub untung Rp240 ribu perhari selama mengantarkan penumpang fiktif atau diistilahkan tuyul.
Mereka dengan mudah membohongi tempat mereka bekerja. Modusnya yakni ketujuh tersangka yakni, para pelaku awalnya membeli akun pengemudi Grab yang dipasarkan secara online. Sehingga setiap pelaku memiliki lebih dari satu akun pengemudi grab dengan identitas berbeda-beda.
Selanjutnya para pelaku menginstal aplikasi pihak ketiga yakni Mock Location pada handphone android mereka.
” Fungsi aplikasi tersebut mencurangi system elektronik aplikasi pengemudi Grab, ” kata Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani di Mapolda Sulsel, Senin 22 Januari.
Sehingga lanjutnya, posisi keberadaan serta pergerakan GPS pengemudi dapat diatur atau disetting bergerak sesuai kehendak pelaku.
” Di satu sisi para pelaku juga membuat akun layanan Grab secara online dan kemudian diterima oleh akun pengemudi Grab yang telah disiapkan, ” terangnya.
Dengan menggunakan aplikasi Mock Location, pelaku dapat mengendalikan GPS sehingga dalam aplikasi Grab terlihat seolah-olah pengemudi sedang bekerja mengantarkan pelanggan atau diistilahkan sebagai tuyul.
Hal tersebut dilakukan secara silang dan berulang-ulang dengan akun pelanggan dan pengemudi yang berbeda-beda agar tidak dicurigai.
Dengan perbuatannya tersebut para pelaku menarget masing-masing akun pengemudi Grab yang dimiliki harus dapat memanipulasi 15 orderan perhari.
” Kalau tercapai mereka mendapat bonus perharinya Rp240 ribu dari perusahaan untuk satu akun pengemudi Grab tanpa harus mengantarkan penumpang, ” tambahnya. (ang/asw)