SYDNEY, PIJARNEWS.COM — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terpaksa menempuh waktu yang lebih lama dua jam saat terbang dari Singapura ke Sydney. Pasalnya, pesawat yang ditumpanginya harus melewati rute berputar untuk menghindari wilayah udara Indonesia.
Seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (22/2/2017), Netanyahu tiba di Sydney sekitar pukul 06.30 untuk melakukan kunjungan empat hari. Ini adalah pertama kalinya seorang perdana menteri Israel mengunjungi Australia.
Rata-rata penerbangan langsung dari Singapura ke Sydney memakan waktu sekitar 8,5 jam. Sedangkan menurut situs pelacak penerbangan FlightAware, total waktu penerbangan Netanyahu lebih dari 11 jam karena mengambil jalur berputar untuk menghindari wilayah udara Indonesia. Hal ini juga ditegaskan oleh anggota delegasi Netanyahu kepada Guardian.
Penerbangan yang dioperasikan oleh El Al, pesawat yang membawa bendera Israel dilarang melintas di negara-negara Muslim, termasuk Pakistan. Indonesia adalah rumah bagi populasi terbesar dari umat Muslim dunia, 87,2% dari 209 juta penduduk, dan bersikukuh mendukung perjuangan Palestina.
Sebelumnya, Netanyahu menyerukan hubungan diplomatik secara resmi dengan Indonesia karena banyak kesempatan untuk melakukan kerja sama bilateral terutama dalam teknologi. Netanyahu mengatakan alasan bagi kedua negara untuk tidak memiliki hubungan tidak lagi relevan dan mereka bersekutu melawan terorisme.
“Saya punya beberapa teman Facebook yang Indonesia,” katanya kepada delegasi wartawan Indonesia yang berkunjung sebagai tamu dari kementerian luar negeri Israel.
Namun pemerintah Indonesia mengatakan bahwa hubungan dengan Israel hanya akan dinormalisasi jika Palestina merdeka. “Hal yang paling penting adalah semangat untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina,” kata sekretaris kabinet Pramono Anung. (ris)