BARRU, PIJARNEWS.COM — Menghadapi Pandemi Covid-19, sejak awal, Pemda Barru telah berupaya mengedukasi publik melalui media komunikasi publik yang dengan melibatkan jurnalis dan aktivis kemanusiaan, termasuk LSM. Hal ini, demi terwujudnya penanganan Covid-19 dengan sinergis dan terarah.
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kabupaten Barru diberi tugas untuk menghandle kehumasan dalam Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Barru, (yang saat ini telah berganti nama dengan Satgas Covid-19) telah melakukan beberapa langkah yang diperlukan.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kabupaten Barru, Syamsuddin menyampaikan bahwa upaya untuk meningkatkan sinergitas dalam penanganan Covid-19 di antaranya adalah dengan mengaktifkan Posko Media Center yang melibatkan wartawan, influencer, dan youtubers serta Aktivis LSM sebagai bagian dari Satgas Covid-19.
Adanya Media Center sebagai pusat informasi dan layanan informasi termasuk pengaduan dan rekomendasi kegiatan selama Pandemi Covid-19 maka setiap kebijakan dan informasi pemerintah daerah tersosialisasi secara cepat dan terarah kepada publik baik lintas sektoral dan lintas daerah.
“Menyampaikan informasi melalui berbagai saluran komunikasi kepada masyarakat secara tepat, cepat, obyektif, berkualitas baik, berwawasan nasional, dan mudah dimengerti terkait kebijakan dan arahan pemerintah daerah, sehingga mudah menangkal hoax atau berita miring terkait kinerja pemda,” sebut Syamsuddin yang juga pernah menjadi Sekretaris Bapenda Kabupaten Barru ini.
Penyebarluasan informasi dilakukan melalui, media online, cetak, akun youtubers, akun facebook media dan satu radio swasta. Tentunya selain melalui Web Barrukab.go.id., facebook humas Barru dan Instagram humas Barru. Saluran inilah yang kemudian diserap sekira 17 grup WhatsApp yang aktif di Daerah.
Di samping itu, masifnya Informasi dalam bentuk foto, video, flyer, baliho, termasuk info grafis Covid-19, cukup intens dan dirilis ke publik setiap hari.
Hal ini sejalan dengan rilis Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), di tengah pandemi, media tidak hanya dapat memberi informasi yang benar dan sahih.
Sebagai pilar keempat demokrasi, media juga dapat memainkan perannya dalam memberikan edukasi tentang Covid-19, khususnya soal vaksin dan program vaksinasi.
“Media sangat membantu tugas kami dalam melaksanakan imunisasi lewat edukasi dan sosialisasi ke masyarakat. Media membantu menyebarkan informasi, sehingga masyarakat bersedia untuk diimunisasi,” ujar Dr. dr. Kohar Hari Santoso, Direktur RSSA Malang dan Ketua Tim Tracing Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur dalam Dialog Produktif dengan tema “Belajar dari Sukses Vaksin MR di Jawa Timur dan Peran Media dalam Vaksinasi” secara daring di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (17/11/2020).
Diakui mantan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur ini, pada mulanya banyak masyarakat yang menolak- akibat kurangnya informasi yang diberikan petugas kesehatan. Sehingga banyak informasi yang salah dan tidak benar beredar di kalangan masyarakat.
Selain melibatkan media, keberhasilan lainnya disebut dr.Kohar dilakukannya pendekatan secara kultural.
“Untuk membentuk persepsi positif publik, kita akan turun ke bawah, mendatangi tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh kunci. Setelah disosialisasikan, kita lakukan pada mereka dan mereka sadar akan pentingnya vaksinasi, maka biasanya mereka akan menyampaikan ke komunitas masing-masing. Tapi sebelum itu, kita melakukan peningkatan kapasitas terlebih dulu kepada petugas kita sebelum turun ke lapangan,” katanya.
Sementara itu, Wahyoe Boediwardhana salah seorang jurnalis dari komunitas Jurnalis Sahabat Anak mengatakan keterlibatan media dapat dijadikan sebagai salah satu ujung tombak dalam melakukan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat.
“Kami yang punya concern, punya visi dan misi sama. Kami ingin membantu masyarakat, mengedukasi sesuatu yang sifatnya positif terkait edukasi anak,” ungkap Wahyoe dalam forum yang sama.
Ke depan, tantangan terbesar yang dihadapi para jurnalis menurutnya adalah memerangi berita hoaks mengenai vaksin.
“Kami lebih memilih membanjiri masyarakat dengan informasi positif, informasi yang benar. Jadi kami tidak mau head to head dengan pembuat hoaks. Kami rasa ketika kami head to head dengan mereka, kami akan mengeluarkan energi yang lebih besar, itu akan sia-sia, “terang Wahyoe.
Sampai saat ini, beragam hoaks mengenai vaksin terus membanjiri masyarakat. Kenali ciri-ciri berita yang tidak benar, dan apabila ragu, tanyakan langsung kepada ahlinya, seperti dokter dan para pakar mengenai vaksin yang terpercaya. (adv)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna