LOMBOK, PIJARNEWS.COM — Guncangan gempa Lombok tersiar hingga dapat terasa oleh seluruh dunia. Selain ucapan belasungkawa, bantuan langsung untuk korban gempa Lombok terus mengalir. 1 Agustus 2018, gempa 4.1 Skala Richter (SR) mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gempa terjadi di kedalaman 10km.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan lindu susulan Gempa Lombok yang mencapai 422 kali merupakan hal yang wajar. Dari jumlah sebanyak itu, guncangan 44 gempa susulan di antaranya dirasakan oleh warga, dikutip dari laman tempo.co.
Hari ini gempa kembali terjadi saat senja, sekira pukul 18.00 Wita. Gempa berkekuatan 7.1 SR kembali mengguncang Lombok. Kali bukan hanya dirasakan di Pulau Lombok namun menyebar ke beberapa daerah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, berdasarkan analisis peta guncangan gempa dirasakan intensitas gempa yang berbeda-beda. Di Kota Mataram VIII MMI, Karangasem VI MMI, Ubud V MMI, Denpasar IV MMI, Kuta IV MMI, Tabanan V MMI, Singaraja III MMI, Negara IV MMI, Banyuwangi III MMI, Jember III MMI, dan Malang II MMI.
MMI (skala Mercalli) adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Kian besar angkanya, kian besar pula kekuatan gempanya. Melihat sebaran peta itu, kata Sutopo, diperkirakan kerusakan bangunan banyak terjadi terjadi di Kota Mataram.
“Umumnya bangunan-bangunan yang dibangun dengan kurang memperhatikan kontruksi tahan gempa akan mengalami kerusakan jika terkena guncangan gempa dengan intensitas di atas VI MMI, apalagi saat ini di Kota Mataram intensitas gempa VIII MMI,” ujar Sutopo, dalam keterangan tertulisnya.
Peringatan dini tsunami yang sebelumnya sempat diaktifkan kini telah dinonaktifkan kembali, dengan memperhatikan peluang terjadi tsunami pada pola kejadian perlahan mulai surut. Namun kewaspadaan tetap perlu. Warga tetap mendapat peringatan kemungkinan gempa susulan selanjutnya selain terus diarahkan ke lokasi pengungsian.
“Guncangan sangat keras dirasakan di Kota Mataram. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Masyarakat berlalu lalang di jalan dengan kondisi gelap karena listrik padam,” kata Sutopo. (rls)
Editor: Ibrah La Iman