ENREKANG, PIJARNEWS.COM – Himpunan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar (HIMA BK FIP UNM) sukses menggelar Seminar dan Workshop Bimbingan Konseling 2023.
Mengusung tema “Optimalisasi Layanan Profesional Guru BK Sebagai Pendukung Implementasi Kurikulum Merdeka” kegiatan itu dilaksanakan di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Enrekang.
Ketua Panitia, Rangga Aditya Nugraha mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari Bakti Sosial HIMA BK FIP UNM Periode 2023-2024 yang terbagi atas dua agenda yakni seminar dan workshop.
“Kegiatan seminar mengangkat materi tentang nilai filosofis peluang dan tantangan guru BK dalam kurikulum merdeka,” ujarnya, Ahad (6/8/2023).
Mengundang empat narasumber, yaitu Erni Marlina, M.Pd (Ketua MGBK SMK Provinsi Sulawesi Selatan dan Guru BK SMK 7 Makassar), Dr. Sahril Buchori, M.Pd (Ketua Prodi Program Pasca Sarjana Bimbingan dan Konseling UNM), Muhammad Junaedi Mahyuddin, S.Pd., M.Pd (Ketua PC ABKIN Enrekang dan Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling UNIMEN), Subran, S.Pd., M.Pd (Sekretaris MGBK SMA Kabupaten Enrekang dan Guru BK SMAN 5 Enrekang).
“Seminar dan workshop ini dihadiri 70 peserta dari Kabupaten Enrekang dan sekitarnya,” katanya.
Adapun kegiatan workshop mengundang tiga pemateri, yakni Akhmad Harum, S.Pd., M.Pd (Wakil Sekretaris 2 PD ABKIN Sulsel dan Dosen BK FIP UNM) mengangkat materi tentang asesmen diagnostik non-kognitif. Kedua Dr. Suciani Latif, M.Pd (Sekretaris PD ABKIN Sulsel dan Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNM) mengangkat materi tentang penyusunan media BK sebagai layanan berdiferensiasi. Selanjutnya, Edil Wijaya Nur, S.Pd, Gr (Ketua PC ABKIN Sidrap, Ketua MGBK SMA Kab. Sidrap & Anggota Departemen Diklat dan Penguatan Kapasitas SDM PD ABKIN Sulsel) membawakan materi tentang perancangan project based learning bimbingan dan konseling.
Ketua Umum HIMA BK FIP UNM Periode 2022-2023 Akbar Gibran Yusri, mengatakan seminar dan ini dilaksanakan dengan harapan setiap guru BK di Kabupaten Enrekang dan sekitarnya dapat mengoptimalisasikan pemberian layanan BK sebagai implementasi kurikulum merdeka.
“Ini demi terwujudnya guru BK yang profesional di bidangnya,” ujarnya. (rls/why)