PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Musyawarah Daerah (Musda) Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Parepare berlangsung sukses di Kafe Warna Warni Jalan Jenderal Sudirman, Kota Parepare, Ahad 9 Mei 2021.
Wakil Ketua Orda ICMI Parepare Prof Dr Amaluddin dalam sambutan mengatakan, Musda ICMI diharapkan menuntaskan agenda-agenda termasuk formatur dan agenda kerja yakni susunan pengurusan kolaboratif dimana ICMI menaungi semua.
“ICMI tidak pakai baju tertentu apakah NU atau Muhammadiyah, tapi semua bergabung dalam organisasi satu payung berkumpul bagi cendekiawan memberikan pendapat, gagasan dan ide untuk pembangunan daerah kita. ICMI Orda Parepare memberikan buah pemikiran untuk pembangunan Parepare,” kata Amaluddin.
Mantan Direktur PPS Universitas Muhammadiyah (UM) Parepare ini mengatakan, organisasi ini tidak berada di kiri dan kanan, tapi ada dimana-mana, menjadi penyeimbang dari semua kelompok atau organisiasi yang ada.
“Saya yakin dan percaya kombinasi semua unsur mulai perguruan tinggi, tokoh masyarakat ICMI akan memberikan nilai positif ke masyarakat bagaimana pengaruh nilai sosial. ICMI harus tampil untuk tidak hanya berada di satu tempat, tapi ada dimana-mana untuk mencerahkan masyarakat,” ujarnya.
Amaluddin berharap sebagai pengurus lama berharap yang nanti dipilih menahkodai adalah orang yang mampu membangun ICMI dengan tim work yang betul-betul diharapkan bisa mempersatukan.
Ketua Wilayah ICMI Sulsel Prof Dr Aris Munandar berharap ICMI Orda Parepare memberi kontribusi terhadap masalah kebangsaan dan keummatan.
“Sejarah berdirinya ICMI menghimpun potensi guru besar dan tokoh masyarakat dalam memberikan kontribusi. Kalau dikelola secara baik tentu memberi kontribusi sebesar-besar bagi bangsa. Salah satu kontribusi terbesar ICMI yakni berdirinya bank Muamalat dan media Republika dan kegiatan sosial melalui dompet duafa yang ikut berpartisipasi terhadap kontribusi pembangunan bangsa,” katanya.
Mantan Rektor UNM ini berharap usaha besar itu tidak punah, ICMI bagaimana kita mengawal untuk penguatan keindonesian dan keislaman.
“Kita butuh untuk berkontribusi bagi pembangunan nasional sesuai visi misi ICMI untuk membentuk masyarakat madani menjadi pilar utama,” katanya.
Arismunandar menegaskan defenisi kecendekiawan bukan hanya ijazah tetapi kepada siapa saja peduli untuk pembangunan bangsa kita. Apakah berlatarbelakang akademisi, pengusaha, politisi dan sepanjang punya ikhtiar untuk kemasalahatan bangsa.
“Semangat Parepare sebagai kota kelahiran Habibie harus dijaga dan yang bisa menjaga ada ICMI Kota Parepare sebagai marwah yang baik perlu lahir kecendikiawanan sekaliber BJ Habibie. ICMI harus menciptakan kader muda,” ujarnya.
ICMI Sulsel telah memulai dengan mengirim generasi muda mengenyam pendidikan di luar negeri mengikuti jejak BJ Habibie sebagai tokoh yang memiliki keislaman kuat juga keilmuan, sebagai salah satu professor yang dikagumi dunia sehingga dari Sulsel akan muncul Habibie muda.
“Kita harus menjaga spirit keilmuan dan keislaman,” katanya melalui sambungan virtual.
Arismunandar mengungkap saat ini sudah ada 50 orang mahasiswa Sulsel ke Australia dan Malaysia yang dikirim. Meski sedikit yang lolos dari jumlah yang mendaftar karena lembaga pembiayaan pendidikan terbatas melalui LPDP.
“ICMI mencari anak muda dan putra putri terbaik untuk meneruskan jejak Habibie melahirkan cendekiawan muda yg memiliki reputasi,” ujarnya.