PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare mengukuhkan 506 wisudawan dan wisudawati, pada Sabtu (15/2/2025) kemarin. Dari 506 mahasiswa yang di wisuda tersebut, IAIN Parepare menetapkan sejumlah mahasiswa yang menjadi wisudawan terbaik dan inspiratif.
Dua diantaranya ialah, Muhammad Risal S, SE dari Program Studi Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Natasya, S.Pd dari Program Studi Tadris IPS, Fakultas Tarbiyah.
Mereka dikukuhkan langsung oleh Rektor IAIN Parepare, Prof. Dr. Hannani. M.Ag di Auditorium IAIN Parepare, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Muhammad Risal membeberkan, kunci kesuksesannya menjadi wisudawan terbaik. Dia meraih IPK 3,99 di Kampus yang bertajuk Hijau Tosca tersebut.
Selama kuliah, Risal dikenal aktif dalam kegiatan organisasi, dirinya pernah diberikan amanat menjadi Ketua Organisasi Mahasiswa yakni Aliansi Mahasiswa Seni (Animasi) IAIN Parepare.
Risal juga pernah mendapatkan mandat menjadi Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Parepare.
“Selain daripada kuliah sebenarnya, saya masuk di organisasi, rahasia pertama bagaimana caranya supaya kita mendapatkan manajemen waktu karena menurutku belajar bukan hanya sekadar di kelas,” ucapnya, Ahad (16/2/2025).
Menurutnya, ruang belajar bisa didapatkan dimana saja, salah satunya dengan mengikuti organisasi. Selain dari itu, Risal menyebutkan, mahasiswa harus berperan aktif di kelas dan berbuat baik kepada teman maupun dosen.
“Yang penting bagaimana kita aktif di kelas itu yang utama, kedua jarang alpa atau selalu hadir dalam proses perkuliahan, ketiga bagaimana kita bersikap baik kepada teman-teman dan juga tentunya dosen,” ungkap kunci kesuksesannya di bangku perkuliahan.
Selama kuliah, dia mendapatkan berbagai momen kenangan yang paling berkesan berkat loyal dan konsistensinya dalam berorganisasi.
Karena Organisasi, Ia pernah mengikuti kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pemimpin Nasional (Diklatpimnas) di Jakarta, kegiatan Konsolidasi Nasional (Konsolnas) di Kudus Jawa Tengah dan kegiatan Poros Intim di Mataram Nusa Tenggara Timur.
“Dengan Begitu, saya bisa mengasah kepemimpinan, serta diberangkatkan ke berbagai Kota besar dan dipertemukan dengan Presiden Mahasiswa Seluruh PTKI baik Negeri maupun swasta,” kenang anak ketiga dari 5 bersaudara ini.
Pria kelahiran Barru ini, bercita-cita untuk menjadi dosen, ke depannya ia bakal melanjutkan karir pendidikannya ke jenjang Magister di program studi ekonomi.
Anak dari Almarhum Suharto dan Ibu Nurheni ini juga menargetkan menjadi penerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Perihal rencana, saya memang tujuannya cita-citanya ingin menjadi dosen, jadi memang langkah selanjutnya akan saya lakukan mengambil S2, nanti tergantung dimana,” pungkasnya.
“Saya juga persiapkan untuk LPDP semoga ada kesempatan untuk lulus, beasiswa LPDP,” tuturnya dengan optimis.
Terpisah, Natasyah peraih IPK 3,99 memiliki pengalaman berbeda pula dari Risal selama menjalani pendidikan di Kampus IAIN Parepare.
Dia menceritakan, ia melakukan usaha semaksimal mungkin guna meraih nilai tertinggi. Tak lupa, dirinya membangun hubungan yang baik sesama teman dan dosen.
Saat menginjakkan kaki di Kampus pertama kali, dia membangun niat secara serius untuk menjadi wisudawan terbaik.
“Jadi setelah saya niatkan itu, saya pertahankan saya usahakan dapat nilai yang paling bagus dan yang paling baik dan mempertahankannya,” ucap anak kedua dari 6 bersaudara ini.
“Sepertinya mau lanjut S2 nanti, di IAIN Parepare,” ujarnya dengan suara penuh harap.
Meski tidak begitu aktif di organisasi mahasiswa, Natasya membuktikan dapat melewati berbagai tantangan di bangku perkuliahan termasuk tantangan ekonomi yang sempat dihadapinya.
Kala itu, ia harus membantu kedua orang tuanya untuk mencari biaya agar dapat membayar uang kuliah tunggal (UKT).
Berkat kegigihannya, anak dari Bapak Risman dan Ibu Kartini ini, dilirik Dosen hingga ia dibantu untuk menerima bantuan pendidikan Baznas dan Bawaslu.
“Terus kemarin, sempat juga terkendala bayar UKT, kemudian diuruskan sama Kaprodiku dulu Ibu Ahdar namanya sekarang ibu sudah jadi Kaprodi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Pascasarjana, dia bantu urus bantuan pendidikan di Basnaz dan Bawaslu,” kenangnya dengan haru.
Ia juga mengenang, salah satu momen berkesan yang dijalaninya selama kuliah. Disebutkannya, setiap dosen memiliki karakteristik yang berbeda ketika memberikan UTS ataupun UAS.
“Paling berkesan, ulangan UTS/UAS Ibu Hasmiah Herawaty terkait ekonomi disitu kita UTS sampai malam dan menurutku itu paling berkesan karena kayak, dilatih juga menyampaikan hasil pemikiran sendiri waktunya disitu ulangan Ki,” kata perempuan kelahiran Maddenra Kulo, Sidrap ini.
Lanjutnya menambahkan, ia berpesan kepada mahasiswa lain agar tidak ragu dalam mengambil sebuah resiko supaya mencapai kesuksesan yang diimpikan.
“Tetap semangat, dan apapun yang menjadi kendala yang buatki ragu-ragu melangkah itu jangan karena kalau ragu ki ndak ditau ke depannya jadi harus ki berani ki ambil resiko,” pesannya. (*)
Reporter: Faizal Lupphy