PAREPARE, PIJARNEWS. COM— Tim pemenangan Faisal Andi Sapada – Asriady Samad (FAS) terus memburu fakta-fakta temuan 3000-an lebih pemilih “gelap” di Pilwalkot Parepare.
Pemilih itu menggunakan surat keterangan (suket) yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Parepare. Pelbagai kalangan meminta Kadis Dukcapil Amran Ambar mengklarifikasi masalah tersebut. Pengamat Politik Pemerintahan, Hamka Karajae menyebut, persoalan suket itu memang perlu diluruskan segera jika masyarakat menghormati demokrasi.
“Adalah hak pihak yang merasa dirugikan untuk mempertanyakan. Orang bijak mengatakan kecurangan terorganisir dan rapi dapat menjadi ‘kebenaran’,” jelasnya, Selasa, 3 Juli 2018.
Aktivis Mahatidana Rudy Najamuddin menyindir kemungkinan besar 3000-an suket itu memang benar sebagai modus kecurangan. Dia menyebut, jika terbukti maka ini bukan pertama kali Amran tersangkut kasus.
“Ini harus dijelaskan oleh Kadis Dukcapil pak Amran Ambar. Mengapa sebanyak itu pengguna suket? Benarkah itu semua warga Parepare, atau ada mobilisasi? Perlu saya ingatkan, ini bukan kali pertama pak Amran tersangkut masalah,” tegas aktivis Mahatidana, Rudy Najamuddin.
Sebelumnya, dalam aksi damai di Panwaslu tim FAS mengungkap temuan 3000-an suket sebagai modus untuk mendongkrak suara lawannya. Selain itu, juga ditemukan indikasi pelibatan aparatur selama proses pemilihan, juga kotak suara tak tersegel, gembok rusak, hingga kotak suara yang diantar dini hari. Tim FAS menegaskan, semua bukti sudah ada di tangan mereka dan telah diserahkan ke Panwas. Mereka menuntut pemungutan suara ulang, disedikitnya 52 TPS se-Kota Parepare. (*)
Reporter: Abdillah
Editor: Dian Muhtadiah Hamna