Karena persyaratan yang ketat, kata Amal, sapaan akrabnya, ia harus mempersiapkan diri agar lebih matang sebelum melakukan pengajuan.
Terlebih pada pemenuhan publikasi nasional dan internasional jurnal ilmiah yang bereputasi.
Ayah satu orang anak itu juga mengatakan, sebanyak 7 artikel jurnal internasional yang bereputasi hasil penelitian (Scopus Q2 dan Q3) sebagai syarat pengajuan ke Guru Besar.
Memang butuh pengorbanan, kata Amal, termasuk mengeluarkan biaya. “Karena satu artikel yang terbit harus mengeluarkan dana sekira $700 hingga $800,” ujar Amal.
Amal juga menyampaikan ucapkan terimakasih secara khusus kepada Prof Dr Siri Dangnga sebagai Rektor UM Parepare. “saat itu, beliau banyak membantu saya untuk menalangi sebagian biaya publikasi,” kata Amal.
Cerita perjalanannya meraih gelar professor tidak sampai di situ. Sebab setelah itu, Amal masih butuh waktu sekitar tiga bulan lebih untuk menyusun dokumen dan meminta kepada pakar yakni Prof Dr Baso Jabu M Hum dan Prof Dr Sukardi Weda, S. S., M. Hum., M. Pd., M. M., M Sos. I, M AP untuk mereview atau menilai kelayakan artikel sebelum diajukan ke tim penilai.
Setelah semua rampung, ia akhirnya diminta mengklarifikasi sekaligus mempresentasikan di depan sembilan orang guru besar. Pakar tersebut berasal dari L2DIKTI sebagai tim penilai calon guru besar.
“Seleksinya memang begitu ketat, karena memang seorang professor harus memiliki kepakaran dan wawasan yang luas,” terang Amal.