JAKARTA, PIJARNEWS.COM–Konflik internal Partai Demokrat (PD) menjadi “sinyal buruk” bagi partai ini dalam menyiapkan kontestasi pemilu 2024 yang akan datang. Terlebih, saat ini PD tengah berada dalam situasi yang sulit karena muncul dua kepengurusan ganda yakni kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan kubu Moeldoko.
Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS), Arman Salam menyatakan, setidaknya ada tiga kerugian yang dialami partai demokrat. Pertama tentu tidak dapat ikut serta dalam proses pemilu dari dalam berbagai tingkatan.
“Kedua timbul perpecahan di internal Partai demokrat antara kubu AHY dan kubu Moeldoko yang tentunya mempengaruhi kerja dan fungsi organisasi dan yang, ketiga turunnya dukungan masyarakat atau partisan karena sengkarutnya kepengurusan, tidak ada kepastian arah politik partai sangat rentan ditinggalkan partisan atau pemilih,” ujar Arman Salam saat dihubungi, Jumat (12/3/2021) seperti dikutip dari Sindonews.com.
“Belum lagi intervensi penguasa yang cenderung kepada selera berdasarkan kepentingan politik dapat menggadaikan tujuan dan cita-cita murni partai,” tutur Arman menambahkan.
Dia mengatakan, secara politik dengan adanya masalah kepengurusan ganda pada Partai Demokrat dan logika politik yang berbasis pada kepentingan, maka bisa dipastikan semakin berlarut makin memberikan keuntungan politik kepada pelaku politik lainnya atau partai partai lain termasuk penguasa.
Menurutnya, posisi Demokrat yang tidak kanan maupun tidak kiri atau bukan pendukung maupun oposan murni semakin membuat Partai Demokrat terjepit. Ia melihat, posisi Demokrat seakan tidak ada kawan, bahkan cenderung menjadi santapan lezat bagi konstestasi pemilu dalam upaya merebut konstituennya.
“Harus ada langkah cepat Partai Demokrat, lakukan lobi dan kompromi pada dua kubu tersebut, sehingga masalah bisa selesai agar bisa mengikuti kontestasi politik. Kepiawaian tokoh PD sedang diuji saat ini,” tegas Arman menandaskan. (*)
Sumber: Sindonews.com
Editor: Dian Muhtadiah Hamna