BARRU, PIJARNEWS.COM–Plt.Bupati Barru, Ir. H. Nasruddin Abdul Muttalib, M.Si merupakan salah satu penyintas yang berhasil memenangkan perlawanan dengan covid-19, Mantan Sekda Barru itu terkonfirmasi Corona pasca turun langsung menyalurkan bantuan ke Masamba, pada Juli 2020 lalu.
Setelah dirawat dengan penanganan yang tepat di salah satu Rumah Sakit di Makassar, Nasruddin AM dinyatakan bebas dari Covid-19, di awal Agustus.
Penyintas adalah istilah bagi survivor di masa Pandemi yang terkonfirmasi Covid-19 dan berhasil melaluinya, Istilah lainnya adalah “Duta Wisata Covid-19” yang diambil dari istilah alumni wisata Covid-19, sebuah program pemerintah provinsi yang mengkarantina para Terkonfirmasi Positif Covid-19 di beberapa hotel di Makassar.
Salah satu penyintas lainnya adalah tokoh ulama Barru, Ustadz Agus, Menantu dari Anregurutta yang juga sempat menjalani Wisata Covid-19 di Makassar.
“Tingkatkan Iman, Jaga Imun, dan InsyaAllah Aman,” sebut Ustadz Agus dalam beberapa komunikasi publiknya saat menjalani wisata Covid-19 di Makassar, kala itu. Tagline Iman, Imun, dan Aman ini, akhirnya viral di Barru.
Untungnya, di Barru kisah terkait Penyintas yang terkonfirmasi posisi Covid-19 tidaklah menjadi hal yang dibesar-besarkan dan sesuai realitas, namun banyak menemukan kisah Penyintas di beberapa saluran media pemberitaan. Berikut kisah penyintas Covid-19 sebagaimana yang telah dirilis oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
Latief Siregar adalah penyintas yang mendapatkan pengalaman selama menjalani perawatan dan pemulihan dari COVID-19, dikatakan Siregar semacam near-death experiences. “Saya menyadari bahwa saya selama ini punya komorbid hipertensi. Jadi selama COVID, nafas saja susah. Saya harus cepat mengambil selang oksigen untuk bisa bernafas,” cerita Siregar dalam Webinar secara daring bertema “Tantangan Penyintas Beradaptasi & Lindungi Diri dengan Imunisasi” yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (11/11/2020).
Kurang lebih sembilan hari Latief Siregar dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Jarum suntik dan selang oksigen, jadi menu sehari- hari jurnalis senior ini. Dalam waktu kurang dari satu minggu, virus Corona dengan cepat merusak paru-parunya. “Paru-paru saya yang awalnya rusak 25 persen, menjadi rusak 75 persen. Akibatnya saya kesulitan untuk bernafas. Berjalan dan turun tangga saja sulit sekali, harus pakai selang oksigen,” ceritanya.
Berdasarkan pengalamannya, Siregar mengatakan apabila terkena COVID-19 maka akan sangat berat untuk kembali ke kondisi semula. Oleh karena itu, dia berpesan untuk menjaga kondisi kesehatan di saat pandemi.
“Untuk meningkatkan imunitas selama pandemi, bisa dengan olahraga minimal lakukan stretching atau peregangan, berjemur juga penting. Saya berkebun sambil memanfaatkan halaman belakang untuk menanam. Selain itu, makanan perlu dijaga betul,” katanya.