PAREPARE, PIJARNEWS.COM- Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Puteri (KOPRI) Pengurus Cabang (PC) PMII Kota Parepare menggelar Dialog Interaktif dan Launching Ruang Aman Perempuan Parepare (RAPER), di Aula Serbaguna IAIN Parepare, Senin (20/3/2023).
Kegiatan itu mengusung tema “Problematika Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak Kota Parepare”.
Hadir Ketua Tanfidziah PC NU Parepare, Dr. Kiai Hannani yang diwakili oleh Sekretaris, Sabuddin, Wakil rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Parepare, Dr. Muhammad Kamal Zubair, M. Ag, Kepala Unit (Kanit) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Parepare, Aipda Dewi Natalia Noya, Ketua Cabang PMII Parepare, Ahmad Riecardy, Ketua KOPRI Cabang PMII Parepare, Ismayanti, Warek III Bidang Non Akademik ITH Parepare, Mohammad Mochsen, Warek III STAI DDI Parepare, Nurdin, para peserta dari unsur organisasi kemahasiswaan dan organisasi kepemudaan se-Kota Parepare.
Adapun narasumber dialog, Aktivis Perempuan Sulsel, Husaimah Husain, S. H., M. H, Dosen Bimbingan Konseling Islam (BKI) IAIN Parepare, Nurul Fajriani, Ketua LBH GP Ansor dan LBH IAIN Parepare, Rusdianto Sudirman dan Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Parepare, Zulkifli Thalib.
Ketua KOPRI PMII Parepare Ismayanti mengatakan, ini merupakan ide dan gagasan Korps PMII Puteri terhadap implementasi atau responsif dari legilitasnya undang-undang tindak pidana kekerasan seksual (UU TPKS).
“Hal inilah yang menjadi dasar kita untuk membentuk ruang aman perempuan di Kota Parepare, karena melihat kasus-kasus kekerasan seksual yang tengah terjadi saat ini,” katanya.
Juga menjadi terobosan baru bagi KOPRI kepengurusan tahun ini, yang merupakan hasil dari kesabaran bahkan konsisten dan keikhlasan, serta perjuangan.
“Jiwa empati terhadap manusia yang merupakan dasar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kepada negeri yaitu bagaimana hubungan kita dengan manusia,” jelas mahasiswa yang saat ini menempuh magister Akuntansi di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar itu.
“Yang menjadi rujukan untuk selalu bergerak dalam sektor sosial, serta meminimalisir kekerasan seksual,” tambah alumni Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah FEBI IAIN Parepare itu.
Dirinya pun berharap, team RAPER bisa melakukan kegiatan sosial yang tidak menggunakan banyak biaya, namun keikhlasan menjadi tongkat keberhasilan dalam menjalankan kegiatan.
Ketua Cabang PMII Parepare, Ahmad Riecardy mengatakan, kehadiran RAPER di Parepare menjadi pegangan dalam mengawal kasus-kasus kekerasan seksual. “Ini juga sebagai penguatan terhadap tindakan-tindakan yang dianggap melanggar UU TPKS,” katanya.
Lebih lanjut, kata dia, RAPER harus membangun sinergi dengan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan hal itu untuk membuka akses komunikasi dengan PMII agar RAPER memiliki relasi yang lebih kuat khususnya di Parepare.
Ketua Kanit PPA Polres Kota Parepare, Aipda Dewi Natalia Noya, SH, berharap kedepan RAPER dapat bersinergi dalam melakukan penanganan kekerasan seksual khususnya di Parepare.
“Dengan adanya RAPER akan menciptakan lingkungan yang aman untuk perempuan dan anak. Dengan hal ini kita bisa bekerjasama, baik dari LBH, Pemkot, akademisi dan juga mahasiswa,” ucapnya.
Sementara itu, Sabuddin yang mewakili Ketua Tanfidziah yang juga Rektor IAIN Parepare Hannani menyampaikan apresiasi, dan menyebutkan, narasumber yang hadir Husaimah Husain bukan hanya sebagai aktivis Sulsel tapi juga sebagai aktivis perempuan internasional.
“Saya selalu mengikuti informasi-informasi beliau, dan beliau 20 tahun yang lalu bergelut di dunia perempuan hingga hari ini,” ujarnya.
Reporter : Lutpia