MAKASSAR, PIJARNEWS.COM — Seorang pria di Jalan Karunrung Raya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan menjadi korban penipuan online atau biasa disebut Sobis. Modusnya jual motor melalui media sosial, Facebook.
Hardiansyah korban kepada Pijarnews.com, Jum’at (10/11/2023) menceritakan kronologis kasus itu. Hardiansyah mengaku pertama kali melihat postingan jual beli motor di Facebook.
“Itu barang postingan orang, terus dia (sobis) posting lagi. Terus saya komen, masih adakah barangnya. Dia bilang masih ada. Di postingan itu dia buka harga 22 juta, terus saya tawari 18 juta,” cerita Hardiansyah.
“Terus dia kasih nomor WhatsAppnya, dia (sobis)
sharelock, tapi sharelock diteruskan. Saya bilang (korban) mau OTW ke lokasi, terus dia (sobis) bilang saya lagi di luar ini, tapi ada motor saya titip di iparku, tapi jangan maki bahas harga karena saya tidak enak motor itu masih dicicil,” lanjut Hardiansyah menceritakan kronologis kejadian.
Lebih lanjut, kata Hardiansyah, dia pun ke lokasi untuk mengecek. “Ada itu barang,” ujarnya.
Saat tiba, kata Hardiansyah, ipar yang dimaksud dari pasobis tadi ternyata penjual.
“Sudah itu dia kasih nomor rekening saya transfer ke penipu online. Itu caranya dia menipu segitiga, antara pasobis ke pembeli, terus pasobis ke penjual,” katanya.
Jadi kalau Hardiansyah minta informasi motor ke pasobis, dia lempar lagi ke penjual. “Kalau kondisi motornya begini, seperti dia minta gambarnya ke penjual terus dia kirim ke saya, termasuk itu sharelock dia minta ke penjualnya, terus penipu (sobis) kirim ke saya. Modusnya dia bilang, kalau sampai di sana jangan maki bahas harga,” ujarnya.
Pas sudah ketahuan kalau penipu, lanjut Hardiansyah, yang punya motor kaget juga lihat harganya. Karena harga jualnya bukan sekitar Rp18 hingga Rp22 juta, tapi dia pasang harga Rp30 juta hingga Rp31 juta.
Dari kejadian itu, kata Hardiansyah, dirinya mengalami kerugian Rp18 juta. Ia pun telah membuat laporan ke Polrestabes Makassar akibat kejadian itu.
“Saya sudah ke Polres, suruh lacak. Tapi katanya tidak bisa dilacak kalau kartunya tidak aktif. Sampai sekarang belum ada titik terang, selalu bilang masih tahapan penyelidikan,” ucapnya menceritakan.
Dia menambahkan, nomor pelaku sempat aktif tanggal 28 Oktober.
Hardiansyah, membeberkan, dalam menjalankan aksinya, sobis menggunakan banyak akun dan semua postingannya. Bahkan dia mengungkapkan, kalau sobis ini memiliki komplotan. (*)
Reporter : Wahyuddin