PAREPARE, PIJARNEWS.COM – Rencana pemberhentian Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sejumlah sekolah di Kota Parepare menuai kontra dari sejumlah pihak.
Salah satunya dari Lembaga Pengkajian Edukasi Komunikasi dan Masyarakat (Lapekom) Kota Parepare.
Ketua Lapekom, Dr Zaid Zainal mengaku tidak setuju jika pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare melakukan pemberhentian PTM. Ia meminta rencana pemberhentian tersebut dikaji ulang.
Zaid mengatakan, meski ditemukan beberapa kasus aktif Covid-19 di beberapa sekolah, namun tidak seharusnya pemerintah menghentikan PTM secara keseluruhan. “Perlu melakukan beberapa pertimbangan,” kata Zaid.
Dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) ini menyebutkan dua alasan yang harus dipertimbangkan.
Pertama, kata Zaid, kasus itu masih sangat sedikit dibandingkan jumlah sekolah atau jumlah siswa. “Jika dipersentasekan maka hasilnya nol koma sekian persen,” katanya.
Pertimbangan kedua, lanjut Zaid, saat PTM hendak dimulai, banyak tahapan yang dilakukan. Seperti tahapan vaksin, sosialisasi serta uji coba di beberapa sekolah. “Itu memerlukan waktu,” jelas Zaid.
Selain itu, Zaid menegaskan bahwa jika dilakukan pemberhentian PTM, maka perlu adanya kajian awal untuk mengetahui sebab dan akibat pemberhentian PTM.
“Dan yang paling penting PTM yang sudah dilaksanakan beberapa pekan, belum sepenuhnya berjalan baik sesuai tuntutan proses belajar mengajar,” tegasnya.
Zaid Zainal berharap agar pemerintah Kota Parepare tidak memberhentikan PTM secara sepihak.
“Tolong diperhatikan kalau PTM diberhentikan. Bisa saja, semangat para siswa yang telah tumbuh akan kembali hilang jika PTM dihentikan secara tiba-tiba. Coba bayangkan apa yang terjadi dengan masa depan anak-anak kita,” harap Zaid Zainal.
Sebelumnya di sejumlah media lokal, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, Arifuddin Idris akan melaporkan ke Walikota Parepare mengenai rencana pemberhentian sementara PTM di sekolah. Itu dilakukan akibat kasus aktif Covid-19 meningkat di Kota Parepare. Penghentian sementara PTM tersebut untuk mengantisipasi lonjakan yang tinggi kasus Covid-19. Sebab bisa mengancam keselamatan pelajar. (*)
Reporter : Amrihani
Editor : Alfiansyah Anwar