PINRANG, PIJARNEWS.COM– Berbagai usaha makanan dilakoni setiap pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Salah satunya Intan Pratiwi (26) menjalani usaha keripik bakar yang diwariskan dari nenek moyangnya hingga turun-temurun di Desa Alitta, Kecamatan Mattirobulu, Kabupaten Pinrang.
Usaha keripik bakar ini sudah ada sejak tahun 40-an dari nenek moyangnya yang mewariskan keahliannya dalam membuat keripik bakar kepada keturunannya.
Bahan yang digunakan keripik bakar ini pun, mudah ditemui. Seperti santan kelapa, telur, gula, tepung beras ketan dicampur menjadi adonan kemudian dibakar.
“Dulu pada saat membakar hanya menggunakan kayu, kompor minyak tanah hingga generasi sekarang ini menggunakan kompor gas,” kata Intan, saat ditemui pijarnews.com, Sabtu, 27/08/2022.
Menurutnya, keripik bakar ini memiliki rasa yang berbeda daripada keripik lainnya.
“Beras ketan yang digunakan sebagai tepung adalah beras asli bukan tepung yang dibeli secara praktis, itu yang membedakan keripik ini dengan yang lain,” ucapnya.
Sementara, penghasilan yang diperoleh berkisar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per hari.
“Harga keripik Rp2 ribu tiga biji, kemarin-kemarin itu lima ratus rupiah per biji tapi dikarena harga naik semua mau tidak mau harga keripik juga dinaikkan,” tegasnya.
Kini keripik bakar itu sudah mendapatkan orderan di wilayah Pinrang, Sengkang, Pangkajene. Namun, Intan berharap usaha yang dilakoni ini bisa lebih dikenal.
“Harapannya, untuk kedepannya semoga keripik ini bisa dikenal banyak orang hingga luar daerah,” harapnya.
Reporter: lutpia