PINRANG, PIJARNEWS.COM – Masjid Bani Abdul Latif berdiri kokoh dan indah di Desa Bungi, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, yang dibangun pada 21 Desember 2019.
Pengelola Masjid Bani Abdul Latif, Ustaz Alhusari Latif mengatakan peletakan batu pertama masjid telah direncanakan lebih awal oleh ustad Das’ad Latif dengan nama Masjid Bani Abdul Latif.
“Bani itu adalah anak cucu Alm H.Abdul Latif ayah saya, nama orang tua sebenarnya,” kata Ustaz Alhusari yang juga merupakan Kakak Ustaz Das’ad Latif, Senin (10/4/2023).
Dia mengungkapkan dana pembangunan masjid murni dari Ustad Das’ad Latif, mulai dari tanah hingga kubah Masjid.
“Murni dari dana ustad Das’ad Latif, tidak ada bantuan,” ungkapnya saat ditemui.
Sebelumnya, tanah lokasi masjid ini merupakan perkebunan kakao dan ada peternakan kandang kambing, dan sering dikunjungi kelompok tani saat masuk waktu salat Dzuhur, Ashar dan Magrib. Sehingga para petani mengusulkan untuk pembangunan Musholla. Namun, Ustaz Das’ad mengusulkan untuk pembangunan Masjid dengan kolam ikan di bawahnya.
“Ternyata ustad Das’ad mengatakan lebih baik kita bikin masjid yang dibawahnya ada kolam ikan,” pungkas Saudara Ustaz Das’ad Latif itu.
*Desain Masjid dan Luas Pekarangan*
Menurut Ustaz Alhusari, masjid yang megah di Indonesia sudah banyak, namun masjid yang memiliki kolam ikan mungkin di hitung jari.
“Kalau masjid yang ada kolam ikannya itu hanya di hitung jari saya lihat,” pungkas dia.
Selain itu, Dia menuturkan arsitektur masjid hanya biasa saja, tetapi warna masjid sudah berganti.
“Arsitektur masjid ini sebenarnya biasa saja, sebenarnya bulan ramadan 2020 itu warnanya kuning keemasan, pas 2021 – 2022 kita ganti warna,” ujarnya.
Dia mengungkap ukuran bangunan masjid 11X13, sementara luas pekarangan 12 meter dan lebar 11 meter.
Sebelum covid masjid diresmikan, namun karena ada pencegahan covid 19 tidak dilakukan kegiatan apapun kecuali salat 5 waktu.
“Kita tidak ada kegiatan waktu itu, tapi salat 5 waktu itu masih terlaksana, tapi tahun Ramadan 2020 Kan se-Indonesia tidak Jumatan dan tidak salat tarwih,” terangnya.
Yang berbeda, dipakarangan masjid Bani Abdul Latif ada kandang kucing, bahkan kucing-kucing tersebut berkeliaran di pekarangan masjid. Bahkan tidak jarang, kata Ustaz Alhusari Latif, banyak orang yang membuang anak kucing, namun ustadz Ustaz Das’ad tidak melarang, justru lalu dibeli per ekornya.
“Jadi dibeli per ekor 20 ribu satu ekor kalau induknya 50 ribu satu ekor. Sekalian di pelihara jadi keluar masuk ada yang senang ambil,” jelas dia.
“Jadi kalau yang dikandang kan itu kucing yang dibeli mulai dari harga 2 jutaan sampai 16 jutaan yang paling mahal,” tuturnya.(*)
Reporter: Faizal Lupphy