ENREKANG, PIJARNEWS.COM — Ratusan tenaga honorer Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Massenrenpulu menggelar aksi protes dan mogok kerja di halaman RSUD Maspul, Senin (7/11/2022).
Mereka menuntut pemerintah Kabupaten Enrekang memperlakukan secara adil 227 tenaga kesehatan (Nakes) honorer di RSUD Maspul yang datanya tidak terinput, sehingga dipastikan tak dapat ikut seleksi penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Rencananya seleksi PPPK tersebut tidak lama lagi akan berlangsung.
Salah seorang tenaga kesehatan (Nakes) mengatakan, setelah sekian lama mengabdi, ia butuh diperhatikan. Sebab mereka juga punya keluarga untuk dihidupi.
“Ini kesempatan terakhir kami, kalau tidak diperjuangkan sekarang, kami mau dikemanakan, atau jangan-jangan kami akan dibuang begitu saja,” ujar Nakes yang enggan namanya dipublikasikan.
Koordinator Aksi, Aspar dalam orasinya mengatakan, semua nakes telah sepakat jika tidak ada kejelasan dari tuntutan hari ini, maka akan mogok kerja hingga Rabu lusa.
“Kami menunggu informasi dari Direktur dan Perwakilan Dinkes dan DPRD yang sedang di Jakarta, kalau aspirasi kami tidak ada kejelasan hari ini, maka kami akan mogok kerja sampai Rabu,” ancam Aspar.
Sementara itu, Wakil Bupati Enrekang, Asman yang hadir di tengah-tengah aksi menyampaikan bahwa Pemkab Enrekang akan terus mengupayakan solusi terbaik dan meminta semuanya banyak berdoa, agar urusan perwakilan di Jakarta membuahkan hasil.
“Pemkab akan terus mengusahakan ada solusi terbaik, jadi Bapak dan Ibu semua, mari kita bantu dengan doa agar upaya kita ada hasil terbaik,” papar Wakil Bupati Enrekang.
Ketika ditanya tanggapan mengenai ancaman mogok kerja oleh para Nakes, Wabup dengan tegas menjawab bahwa itu bukan solusi, karena rumah sakit adalah tempat pelayanan.
“Kalau ada yang mogok kerja, itu akan dianggap sudah tidak ingin bekerja di Rumah Sakit dan kami akan carikan penggantinya,” tegas Asman. (*)
Reporter : Armin