PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Berbagai cara dilakukan komunitas masyarakat menggalang dana buat korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Salah satunya digelar pada sejumlah pemuda peracik kopi (Barista) yang tergabung dalam Komunitas Pare Brewers.
Komunitas ini menggelar kegiatan dengan konsep yang berbeda yakni Ngopi Bayar Seikhlasnya. Acara ini digelar di Pelataran Lapangan Andi Makkasau, Kota Parepare, Selasa sore, 2 Oktober 2018.
Salah seorang anggota Pare Brewers, Randi sangat antusias dan lincah membuat kopi mengatakan, warga disuguhkan secangkir kopi apabila memberi sumbangan seiklasnya.
“Seratus persen dana sumbangan yang didapatkan akan donasikan untuk para korban bencana gempa dan tsunami di Sulteng,” ungkap Randi kepada pijarnews.
Selain menawarkan kopi, kata Randi, kami juga menggelar live akuistik untuk menghibur para pengunjung lapangan Andi Makkasau. Tak hanya itu, para anggota Barista ini juga mengedukasi warga soal khasiat kopi. Utamanya kepada para warga yang menyumbang.
“Kami berharap semoga warga bisa berpartisipasi memberikan donasi kepada para korban dan semoga saudara-saudara kita yang ada di Sulteng diberikan ketabahan, kekuatan dan ketabahan,” tambahnya
Anggota Barista lainnya, Raka Husain, menawarkan edukasi karena tidak semua orang paham tentang kopi.
“Orang awam tahu bahwa kopi itu pahit, padahal dibalik kopi itu banyak menuai proses perjalanan yang panjang untuk sampai ke penikmat agar mendapat kesan yang lebih baik,” tandas Raka.
Ia menjelaskan banyak rasa yang bisa kita rasakan dari kopi, sehingga para anggota brewers bisa memperkenalkan beberapa jenis kopi kepada warga. Lengkap keterangannya, karena dari proses kopi memiliki metode dan cara yang berbeda-beda.
“Semoga ini bisa membantu saudara-saudara di Sulteng, mengedukasi warga, merangkul teman-teman barista atau pegiat kopi untuk memperkenalkan kopi Indonesia mulai ditingkat lokal, regional hingga ke mancanegara,” katanya.
Hasil donasi kemudian akan diserahkan kepada Aksi Cepat Tangkap ( ACT) untuk dikirim ke Palu dan Donggala Sulawesi Tengah.
Reporter : Hamdan
Editor : Alfiansyah Anwar