OPINI, PIJARNEWS.COM — Tahun 2019 telah hadir di hadapan kita, harapan dan asa tentu telah tersusun di hadapan kita semuanya, tentunya setiap orang dapat dan berhak memiliki sikap tersendiri menghadapi tahun 2019. Ada yang masih bersifat skeptis masih merasa tahun baru tidak bermakna bagi dirinya dan hidupnya.
Yang terpenting adalah sifat optimismelah yang harus dilakukan untuk menghadapi tahun baru ini. Tentunya harus disertai dengan manajemen waktu yang maksimal. Pada kesempatan ini, penulis akan mengulas sedikit tentang waktu dalam Alquran surah al-Asr.
Alquran yang secara harfiyah bermakna “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun yang dapat menandingi Alquran. Tiada bacaan semisal Al Quran yang dapat dibaca ratusan juta orang, baik oleh yang mengerti bacaannya maupun yang belum mengerti maknanya.
Masalah waktu, penulis mencoba menggali maknanya dalam Alquran. Meskipun hal itu adalah tugas yang maha berat, penulis yakin dan percaya, upaya-upaya mengungkap dan mengkaji firman-firman Allah senantiasa bernilai pahala di sisi-Nya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu dimaknai dengan empat arti, yaitu (1) seluruh rangkaian saat, yang telah berlalu, sekarang, dan yang akan datang; (2) saat tertentu untuk menyelesaikan sesuatu; (3) kesempatan, tempo, atau peluang; (4) ketika, atau saat terjadinya sesuatu; (5) keadaan. Waktu juga berarti tempo, atau era.
Dalam Bahasa Arab, kata waktu ditunjukkan oleh beberapa lafal, seperti ajal, dahr, waqt, ‘alsr, zaman, yaum, sa’ah dan beberapa kata yang langsung menunjuk pada waktu-waktu tertentu, seperti al-duha, al-lail, al-subh, al-masa’, al-nahr, al-fajr, al-‘asyiyy, al-ibkar, al-ghadawah, bukrah, gadan, dan lain-lain. Lafal-lafal tersebut masing-masing mengandung makna sesuai yang dikehendaki oleh ayat.
- Makna Surah Al Asr
Ayat-ayat tentang waktu dalam Alquran menggunakan beberapa term, yaitu :
- Term ‘Asr dikemukakan hanya dalam QS. al-‘Asr (103): 1-3 :
وَالْعَصْرِ(1)إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2)إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)
Terjemahnya :
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
- Analisis QS. Al-‘Asr
Uraian-uraian diatas memberikan pemahaman bahwa Allah mengemukakan waktu-waktu itu dalam berbagai term, sesuai dengan tujuan yang dikehendaki oleh Sang Pemberi waktu. Akan tetapi, dari beberapa ayat yang telah penulis kemukakan sebelumnya, penulis hanya akan membahas QS. Al-‘Asr dikarenakan surah inilah yang paling sering dijadikan rujukan ketika berbicara tentang waktu, dengan tidak menafikan ayat-ayat tentang waktu lainnya.
Surah al-‘Asr adalah surah yang pendek tetapi mengandung makna dan hikmah yang sangat dalam, yang memberikan solusi pemanfaatan waktu, agar manusia tidak tergolong ke dalam kelompok orang-orang yang merugi.
Menurut Muhammad Abduh sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab- asbabun nuzul ayat ini sebagai bantahan atas anggapan sebagian orang yang mempermasalahkan waktu dalam kegagalan mereka, lalu Allah swt. memulai surah ini dengan bersumpah wal ‘asr demi masa. Tidak ada sesuatu yang dinamai masa sial atau masa mujur, karena yang berpengaruh adalah kebaikan dan keburukan usaha seseorang. Hal inilah yang paling berperan dalam baik atau buruknya akhir suatu pekerjaan, karena masa selalu bersifat netral.
Allah bersumpah dengan al-‘Asr, yang arti harfiahnya adalah “memeras sesuatu sehingga ditemukan hal yang paling tersembunyi daripadanya,” untuk menyatakan bahwa, Demi masa, saat manusia mencapai hasil setelah memeras tenaganya, sesungguhnya ia merugi apapun hasil yang dicapainya itu, kecuali jika ia beriman dan beramal saleh, dan saling bernasehat dalam kebenaran dan menetapi kesabaran.
SELANJUTNYA…