PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Usai menjalani perawatan selama beberapa hari di RSUD Andi Makkasau Parepare. Muhammad Sahar (15) Pelajar di Kota Parepare, yang sempat dikabarkan lumpuh usai vaksin Covid-19, kini sudah sehat, berjalan normal, bahkan ingin kembali bersekolah.
Sahar Masuk di RSUD Andi Makkasau pada Rabu (19/1/2022) dan dinyatakan sehat dan dibolehkan pulang ke rumahnya, Selasa (25/1/2022).
Sementara, Asisten II Pemkot Parepare, Suriani membenarkan Sahar sudah dibolehkan pulang kembali ke rumahnya di Jalan Menara, Kelurahan Watang Soreang, Kecamatan Soreang, Parepare.
“Alhamdulillah anak atas nama Sahar sudah kembali ke rumahnya dalam keadaan sehat,” kata Suriani, Selasa, 25 Januari 2022.
Suriani mengemukakan, meski sudah sehat, Sahar tetap akan menjadi pantauan serius Pemkot Parepare, khususnya selama masa pemulihannya.
Kepala SMPN 2 Parepare, Hj Sri Enyludfiah bersama Bhabinkantibmas mengunjungi langsung Sahar di rumahnya untuk memastikan kondisinya.
“Anak kami itu sudah baik, sudah bisa berjalan bahkan sudah mau ke sekolah. Tapi masih dalam proses pemulihan jadi belum boleh ke sekolah dulu,” ungkap Sri Enyludfiah usai mengunjungi Sahar di rumahnya.
Sebelumnya, Dokter ahli saraf RSUD Andi Makkasau dr M Yusuf menyebut Sahar lumpuh atau lemah bukan karena efek vaksin Covid-19, melainkan karena mengalami gangguan saraf.
“Setelah diperiksa, ada gangguan rangsangan saraf tulang punggung nomor 4 sehingga tungkai tidak maksimal bergerak,” terang Yusuf.
Yusuf menekankan, reaksi vaksin dari bagian saraf adalah bisa berupa kemungkinan timbulnya kelemahan yang progresif memberat seluruh tubuh seperti penyakit gulllain barre syndrome yang terjadi 2-3 minggu setelah suntikan vaksin.
Karena itu, Yusuf memastikan, gangguan saraf yang dialami Sahar bukan efek vaksinasi. “Saya kira ini bukan efek langsung dari vaksin,” tegas Yusuf.
Dia menjelaskan, Sahar masuk kondisi lemah pada kedua kakinya dan nyeri di punggung. Gejala ini disebut bukan efek vaksinasi yang dijalani Sahar pada 21 Desember 2021.
“Riwayat vaksin bulan Desember tidak berefek ke penyakit anak ini. Kemungkinan karena ada kelemahan kedua tungkai yang standarnya itu 5 tapi sekarang ini kelemahannya (hanya) 4 yang berfungsi normal,” jelas Yusuf.
Yusuf membeberkan kemungkinan nyeri tulang nomor 4 yang dialami pasien karena terjadi penyempitan saraf. Penyempitan ini diduga Yusuf karena aktivitas olahraga bulu tangkis yang dilakukan Sahar.
“Kemungkinan ini akibat melaksanakan aktivitas bulu tangkis. Kemungkinan nyeri tulang nomor 4 bisa diakibatkan posisi yang salah, benturan, trauma, dan olahraga yang salah,” tandas Yusuf. (adv/af/mt)