PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Desa Latimojong yang juga dikenal dengan sebutan Desa Rante Mario merupakan salah satu desa di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Desa ini terletak di kaki Gunung Latimojong yang merupakan gunung tertinggi di Sulawesi Selatan dengan ketinggian 3.478 meter.
Desa Latimojong juga kini menjadi desa binaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare.
Nurhakki, salah seorang Dosen Dakwah dan Komunikasi IAIN Parepare menuliskan kisahnya dilaman Facebook saat melakukan kunjungan KPM 2018 bersama kru P3M, baru-baru ini. Melalui akun facebook Nurhakki Anshar, ia menuliskan pengalaman menuju Desa Latimojong.
“Akses jalan ke Desa Latimojong terletak di atap Sulawesi terus diupayakan Pemkab Enrekang demi layanan publik yang memadai, bisa dirasakan warga yang bermukim disana sekaligus memudahkan pemasaran kopi yang menjadi komoditi unggulan warga desa,” tulis Nurhakki pada laman Facebooknya, Senin 17 September 2018.
IAIN Parepare, kata Nurhakki, pasca MoU dengan Pemkab Enrekang tahun 2017 terus menggulirkan sejumlah program pengabdian Masyarakat yang digawangi lembaga Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M).
“Sejumlah program telah terealisasi, diantaranya pengiriman satgas pemberantasan buta aksara Alquran, Penyuluhan Zakat, Pelaksanaan KPM pada tiap-tiap dusun, memberikan peluang bagi putra putri Latimojong menempuh pendidikan tinggi di IAIN tanpa tes melalui jalur afirmasi disertai fasilitas Asrama gratis 1 tahun, seminar, riset berbasis pengembangan masyarakat, porseni religi piala rektor, dan akan disusul dengan program pengabdian selanjutnya selama periode MoU,” tandasnya.
Lanjut Nurhakki, bertepatan penarikan Kuliah Pengabdian Masyarakat tahun 2018, pengecoran jalan oleh Pemkab Enrekang mencapai titik Dusun Pasongken Desa Buntu Mondong. Jadinya, kata Nurhakki, kondisi perjalanan pulang-pergi yang dialami 48 mahasiswa Pengabdian Masyarakat disertai drama angkat-angkat barang dan motor. Terkadang motor dinaiki berubah jadi motor dinaikkan.
“Pak Ade Adnan Saleh (crew P3M) saja ngalaminya, namun tetap kekeh dan senyum heppy menghadapi fobia jalan pendakian dan penurunan ekstrim yang tak dapat dihindari. Yah… itung itung mengabdi sambil terapi pak. Don’t worry be happy pak… telah berjanji berkunjung kembali,” kata Nurhakki dengan mention tawa terbahak-bahak.
Selain itu, Nurhakki juga menuliskan, kata mahasiswa pengabdi, “Latimojong mantap, full AC, tak mandi berhari hari tak jadi masalah, bangun pagi-pagi nikmati bunga kopi sambil minum kopi,” tutup Nurhakki dalam statusnya dengan Hastag #Kuliahpengabdianmasyarakat, #iainparepare, #MoU2017-2021.
Sejumlah warga net memberi tanda like dan komentar serta harapan dalam status FB Nurhakki Anshar tersebut.
“Alhamdulillah, semoga cepat kelar. Lancar dan semakin ramai, meretqs memori masalalu, jalan kaki seharian,” ungkap Saidin Mansyur.
“Alhamdulillah, semoga kampung kita semakin maju dan berjaya,” harap Sutini Syukur. (*)
Reporter : Hamdan
Editor : Alfiansyah Anwar