PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Kasus dugaan penganiayaan siswa baru oleh seniornya disalah satu SMK terkemuka, disebut dapat merusak citra Kota Parepare sebagai kota Pendidikan. Pengamat menilai masalah ini mesti dicarikan solusi bersama.
Apalagi, predikat kota ramah anak yang disematkan pada Kota Bandar Madani ini, seharusnya membuat potensi kekerasan anak bisa dicegah sedini mungkin. “Kasus ini tidak seharusnya terjadi pada kota yang mengklaim diri Kota Pendidikan, apalagi kota ramah anak,” kata pengamat pendidikan, Ahmad Kohawan, Selasa 11/7.
Dia menjelaskan, Parepare adalah kota dengan komitmen yang tinggi terhadap agenda-agenda pendidikan. Namun masih ada beberapa hal yang luput dari perhatian. “Misalnya, sekolah sudah harus punya formula tentang masa orientasi yang ramah terhadap anak, dan mampu menihilkan insiden kekerasan senior-junior,” urainya.
Dia itu menyebut beberapa sekolah di Parepare, yang layak menjadi percontohan model masa orientasi siswa.
Sebelumnya, siswa baru disalah satu SMK terkemuka di Parepare, inisial WI mengaku dipukuli berkali-kali oleh seniornya. Orangtua WI langsung melapor ke Polres Parepare. Mata kiri harus diperban, sementara mata kanan lebam.
Kepada polisi, WI menyebut dipukul oleh seorang siswa yang mengaku senior. Sementara Kepala SMK tersebut, Y mengaku tidak tahu menahu kejadian itu. Polisi masih menyelidiki kasus tersebut. (con/ris)