PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Komentar pro-kontra soal kenaikan tarif ojek online (ojol) juga ramai dibincangkan di Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Bagi driver atau pengemudi ojol rencana kenaikan tersebut disambut baik. Sedangkan bagi konsumen, rencana kenaikan tarif antara 10 hingga 20 persen dinilai memberatkan.
Sejumlah driver ojek online di Kota Parepare bersuka cita atas rencana kenaikan tarif ojol 10 hingga 20 persen. Mereka mengaku senang karena bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar lagi. Rerata driver ojek online bisa memperoleh Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per hari. Jika tarifnya dinaikkan, maka kemungkinan penghasilan driver ojol juga bisa naik.
Salah seorang driver ojol, Abdul Khalil Hasan mengatakan, rencana kenaikan tarif ini sangat baik. Sebab biaya operasional driver ojol saat ini juga kian meningkat, seperti pembelian bahan bakar minyak dan kuota pulsa smartphone. “Jadi rencana kenaikan tarif ini cukup bagus,” kata Khalil kepada PIJARNEWS, Jumat 9 Agustus 2019. Khalil sendiri berprofesi sebagai ojol dan juga penjual kue dan nasi kuning yang mangkal di Depan Islamic Centre. Saat bertemu PIJARNEWS, Khalil baru saja membagikan nasi kuning gratis kepada tukang becak di Jalan Bau Massepe. Khalil juga merupakan muadzin di Masjid Al-Ashar Islamic Centre.
Driver ojol lainnya, Muhammad Juanda Rafli juga mengaku setuju jika tarif ojol dinaikkan. Menurutnya, tarif tersebut memang sudah bisa disesuaikan. Sebab, tarif pengantaran makanan dan minuman saat ini masih rendah. “Tarif pengantaran makanan dan minuman jarak jauh dan dekat biasanya sama yakni sembilan ribu rupiah. Dalam sehari, saya hanya bisa memperoleh Rp150 hingga Rp200 ribu,” ujar Juanda.
Menurut Juanda, jumlah ojol yang beroperasi di kota kelahiran Presiden ke 3 Republik Indonesia, BJ Habibie ini sudah mencapai 500 orang.
Hal berbeda diungkapkan konsumen ojol. Salah seorang pelanggan ojol, Tama Kurniawan mengaku keberatan atas rencana kenaikan tersebut. Menurutnya, tarif ojol sekarang sudah memadai sehingga tak perlu lagi dinaikkan. “Semoga tidak ada kenaikan tarif,” ungkap mahasiswa semester akhir IAIN Parepare ini.
Komentar serupa juga diungkapkan Mak’wie, pelanggan ojol yang juga pelaku usaha penjualan ayam bakar. Menurut Mak’wie, tarif ojol yang ada saat ini mestinya dipertahankan dan tidak dinaikkan lagi. “Sebab bisa memberatkan konsumen. Apalagi kami sebagai pelaku usaha kecil-menengah sangat terbantu dan sering menggunakan jasa ojol ini,” ucap pegiat Masyarakat Tanpa Riba (MTR) ini.
Pengusaha ayam bakar madu yang memiliki warung di Pelataran Kantor Pos Parepare dan Jalan Veteran depan Kantor BNI Parepare ini mengatakan, ojol Grab saat ini menjadi salah satu kebutuhan. “Di era milenial ini, Grab hadir sebagai salah satu alat transportasi unik untuk membantu orang-orang yang sibuk,” tutup Mak’wie. (*)
Penulis : Alfiansyah Anwar