MAKASSAR, PIJARNEWS. COM--Ribuan anak muda di seluruh dunia telah mengikuti kontes Komik Pahlawan sekolah yang diadakan oleh UNICEF dan setelah mencari entri yang terbaik. Pahlawan super utama yang berjuang untuk mengakhiri kekerasan di sekolah telah dipilih: Cipta!
Cipta adalah karakter pahlawan super hasil karya Rizka Raisa Fatimah Ramli dan terpilih sebagai pemenang dengan hasil lebih dari 23.000 suara.
Sebagai hadiahnya, gadis Makassar berusia 18 tahun ini akan bekerja dengan tim profesional untuk menghidupkan idenya tersebut dan mendapatkan pelatihan khusus dari komikus dunia, Gabriel Picolo. Untuk meningkatkan kesadaran tentang intimidasi di sekolah, buku komik Rizka ini akan kita disajikan kepada para pemimpin dunia di PBB dan akan didistribusikan ke 100.000 sekolah di seluruh dunia.
Karekter Cipta yang dikenal sebagai Rajwa bagi teman-temannya, adalah seorang anak berusia 15 tahun yang dapat mengubah gambarnya menjadi objek kehidupan nyata yang ia gunakan untuk menghentikan kekerasan di sekolah.
Kontes Komik Pahlawan Super Sekolah ini menyerukan kepada anak-anak dan remaja dunia untuk bergabung dengan kampanye UNICEF untuk #ENDviolence (tuntaskan kekerasan) dan menciptakan pahlawan super untuk menjaga keamanan sekolah.
Dikutip dari website UNICEF, Kisah cerita ini berdasarkan pengalamannya sendiri dan apa yang diketahui dari teman-temannya, bahwa kekerasan di sekolah adalah masalah yang serius dan sering terjadi. Hal yang menjadi siklus dan tidak pernah berakhir, bahwa anak-anak yang lebih tua menggertak anak-anak yang lebih muda, dan ketika mereka tumbuh dewasa, mereka melakukan hal yang sama kepada generasi setelah mereka.
“Kaum muda tidak perlu takut untuk memberi tahu pihak berwenang jika mereka adalah korban kekerasan – atau bahkan hanya oleh orang-orang di sekitarnya. Tidak semua orang mempunyai keberanian untuk itu, tetapi kita harus menemukan cara untuk melaporkannya. Semua orang berhak merasa aman” jelasnya.
Rizka adalah seorang ilustrator dan juga advokat anti-intimidasi dari Makassar, Sulawesi Selatan. Sebagai gadis pemalu yang gemar minum kopi dan bersepeda ini menyatakan, dia terinspirasi oleh kemampuannya untuk menggunakan media gambar dan ilustrasi sebagai cara untuk berbicara melawan ketidakadilan.
Menurutnya, sekolah seharusnya menjadi tempat di mana kekerasan itu tidak ada.
“Harapan saya untuk masa depan dunia kita adalah bahwa setiap orang menjadi lebih toleran satu sama lain,” katanya.
Saat dihubungi oleh Pijarnews, Rizka masih berada di New York untuk menyelesaikan agenda kegiatannya di Amerika Serikat. (*)
Reporter: Abdillah Khomeini
Editor: Dian Muhtadiah Hamna