BARRU, PIJARNEWS.COM – Bagi pencinta Kuliner, Tiram Bakar bisa menjadi salah satu pilihan. Olahan kuliner itu bisa diperoleh di Desa Lajari, Kelurahan Coppo, Kabupaten Barru.
Tiram bakar memiliki tekstur unik dan rasa yang gurih. Pengolahannya juga cukup sederhana, dipanggang di atas bara api beberapa menit, hingga tiram siap disajikan.
Cara menyantap tiram bakar, yakni dengan memukul tiram pada batu dan menggunakan besi sepanjang 15 cm untuk melonggarkan cangkangnya. Batu dan besi ini disiapkan khusus untuk setiap pengunjung.
Untuk harga juga tak menguras kantong cukup dalam. Yakni Rp 25.000 perbaskom, Rp 10.000 perbakul untuk nasi, dan Rp 7.000 perpiring untuk mangga. Sambal jeruk nipis juga tersedia untuk menambah cita rasa.
Tiram ini hidup alami di muara sungai, bukan hasil budidaya. Andi pekerja di salah satu gazebo di lokasi tersebut mengungkapkan bahwa musim kemarau adalah waktu yang tepat untuk menjual tiram ini.
“Pendapatan saat ini terbilang lumayan besar kalau dibandingkan dengan bulan-bulan kemarinnya,” katanya kepada tim Pijarnews.com, Selasa (17/10/2023).
Dia juga menyebutkan bahwa kendala yang paling sering dihadapi yakni pada saat musim hujan tiba, karena tiram sulit berkembang biak dan membutuhkan usaha ekstra untuk menangkapnya.
“Yah kalau kendalanya selama ini itu saat musim barat, jadi agak susah dianya (Tiram) diambil karena kan banjir. Sedangkan dia hidupnya di muara sungai. Kadang kalau musim banjir itu dia kebanyakan mati. Nanti kemarau baru dia hidup lagi dan sekarang lagi bagus-bagusnya,” tambahnya.
Selain tiram bakar, ditempat itu juga tersedia beragam olahan tiram, seperti tiram tumis, sate tiram, dan tiram yang dicampur dengan kelapa, yang orang Bugis sebut ‘masakan bundu’-bundu’.
Penulis: Nurul Nasira Mahasiswa PPL IAIN Parepare