PINRANG, PIJARNEWS.COM – Petani Kelurahan Manarang, Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang, kembali menggelar Tradisi Mappalili.
Kata Mappalili adalah tanda untuk mulai menanam padi. Dulu upacara ini dipimpin oleh bissu yang juga berperan sebagai pemangku adat. Namun peran pemangku adat itu, digantikan oleh tokoh agama setempat.
Mappalili diawali pengolahan tanah seperti mencangkul yang dilakukan oleh Pemimpin Tertinggi di wilayah itu seperti Camat, Lurah maupun Pejabat TNI-Polri. Juga disertai bacaan bacaan doa oleh pemuka agama.
Pemuka Agama, Abdul Samad mengatakan, tradisi Mappalili sudah turun temurun di lakukan oleh petani setiap akan turun menggarap sawah. “Tradisi ini sudah turun temurun,” Kata Abdul Samad di lokasi Mappalili, Ahad (21/05/2023)
Dia mengatakan, tradisi Mappalili menitik beratkan penghambaan diri dan pengharapan petani kepada Allah SWT, agar padi para petani aman dari berbagai gangguan seperti hama dan lain-lain.
“Saat Mappalili ini, pemimpin dan tokoh agama serta petani berdoa bersama,agar padi petani selamat hingga panen dengan hasil yang berlimpah,” jelasnya.
Dilanjutkan acara makan bersama sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT, atas
Rejeki yang telah dianugerahkan ke petani.
Camat Mattiro Bulu, Aris Mangopo mengatakan, Mappalili yang dilakukan saat ini, merupakan yang pertama untuk musim tanam April – September di Kecamatan Mattiro bulu.
Menurut dia, berkat kerjasama masyarakat dan Pemerintah Kecamatan, hasil pertanian di Kecamatan Mattiro bulu pada musim tanam lalu, menuai hasil yang sangat memuaskan.
“Musim tanam lalu hasil pertanian petani di Manarang Kecamatan Mattiro bulu mencapai 7 Ton Perhektar,” urainya.
Begitu pula harga gabah di tingkat petani mencapai Rp. 6000 Perkilogram.
“Sementara di kecamatan lain harganya tergolong di bawah,” tandasnya.(*)
Reporter: Faizal Lupphy