JAKARTA, PIJARNEWS.COM–Wakaf merupakan salah satu pendorong peningkatan kesejahteraan umat yang potensial. Untuk itu diperlukan rencana aksi yang baik untuk membangkitkan literasi masyarakat terhadap wakaf, hal itu dikatakan Wakil presiden RI, Ma’ruf Amin pada acara Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Badan Wakaf Indonesia (BWI) melalui konferensi video di kediaman Wapres, Jakarta Pusat, Senin (14/9/2020).
Menurut Ma’ruf data survei Kementerian Agama, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), dan Bank Wakaf Indonesia tahun 2000 mencatat, tingkat literasi masyarakat tentang wakaf berada pada indeks 50.48 dibanding dengan literasi zakat yang berada pada indeks 66.78.
“Untuk itu, dalam rangka menuju kebangkitan wakaf produktif menuju Indonesia Emas 2045, kita harus bekerja keras setidaknya dalam lima rencana aksi,” Ucap Wapres.
Ketua Majelis Ulama non-aktif ini menyebut, Ada lima rencana aksi literasi wakaf yang perlu diterapkan. Satu yang paling penting diantaranya yakni, peningkatan jumlah pelaku dan harta wakaf melalui diversifikasi.
Diversifikasi wakaf diyakini dapat meningkatkan penggalangan dana yang didapat melalui peningkatan partisipasi masyarakat. Wapres menilai saat ini wakaf hanya dipahami sebatas wakaf tanah, sedangkan banyak jenis wakaf lainnya yang dapat dilakukan seperti melalui surat-surat berharga, uang, dan investasi pada asuransi syariah.
“Berbeda dengan wakaf tanah, potensi wakaf uang dapat diperoleh dari donasi masyarakat secara luas. Jika wakaf tanah hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang mampu, dengan wakaf uang hampir setiap orang bisa menjadi wakif (pelaku wakaf),” tutur Wapres.
Wapres menjelaskan dana yang diwakafkan itu tidak akan berkurang jumlahnya. Sebaliknya, dana itu akan berkembang melalui investasi dan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk peningkatan prasarana ibadah, pendidikan, dan kesejahteraan umum.
“Agar Wakaf mampu mendorong pemberdayaan masyarakat, peningkatan produktivitas dan pada akhirnya dapat memberikan kontribusi bagi pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,”ucapnya.
Menutup sambutannya, Wapres berpesan agar transparansi pengelolaan wakaf dapat terus dijaga dengan memanfaatkan platform digital. Dengan transparansi, maka kredibilitas pengelola wakaf dapat terjaga serta dapat memacu minat masyarakat dalam mewakafkan hartanya.
“Saya meminta agar pengelolaan wakaf dapat memanfaatkan platform digital dan teknologi, baik untuk peningkatan kesadaran wakaf, untuk pengelolaan wakaf serta pelaporan pemanfaatan wakaf. Hal ini bertujuan untuk mendorong transparansi pengelolaan wakaf dan meningkatkan kredibilitas pengelola wakaf,” pungkas Wapres.
Turut hadir dalam acara virtual tersebut Menteri Agama, para Gubernur Provinsi seluruh Indonesia, para direktur utama lembaga keuangan syariah, dan jajaran pimpinan BWI. (Faisal Lohy)