SIDRAP, PIJARNEWS.COM–Beberapa hari terakhir Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap mendadak ramai, pemukiman warga di area lapangan Sepak Bola Buae mendadak layaknya pasar, banyak para penjual yang menjajakan dagangannya.
Pemandangan berbeda itu terjadi setiap tahun tepatnya pada Sepetember. Di bulan sembilan itu, masyarakat Buae menggelar pesta panen. Sejumlah kegiatan budaya di gelar seperti Mappadendang dan juga Mattojang, ada pula pertandingan sepak bola.
Sumiati warga Buae mengatakan untuk Mappadendang di gelar dua hari, Kamis sore hingga malam dan Jumat hingga sore. Perempuan yang akrab di panggil Sumi itu menjelaskan Mappadendang seperti hal wajib dilakukan dalam acara pesta panen itu, masyarakat dari beberapa generasi, baik anak-anak hingga orang tua ikut serta memainkan musik dari lesung dan alu itu.
“Acara puncaknya itu mattojang atau ayunan raksasa, menariknya, saat prosesi mattojang juga ada prosesi pelemparan ketupat,” ungkap Sumi yang juga anggota BPD Buae itu, Jumat (24/09/2021).
Ribuan Ketupat yang dilempar dan kemudian dibagikan kepada warga yang menonton. Namun, acara itu tak semeriah sebelumnya, atau sebelum adanya covid-19. Khususnya saat berebut ketupat tidak seheboh tahun-tahun sebelnya.
“Setiap rumah itu membawa 7 ketupat, nantinya dibagikan lagi ke masyarakat usai prosesi puncak Mattojang,” katanya.
Sementara Kepala Desa Buae H.Laupe Umar mengatakan, Pesta penen itu digelar tiap tahun dan dilaksanakan tiap September. Itu juga dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat usai panen raya.
“Pesta adat ini sebagai bentuk rasa syukur masyarakat,” katanya.
Namun, kata H.Laupe perayaan tahun ini tidak semeriah tahun-tahun sebelum adanya covid-19, selain itu masyarakat juga terus di ingatkan agar mematuhi protokol kesehatan.
“Masyarakat yang datang juga tidak seperti tahun-tahun sebelum adanya covid-19 yang ramai, acara juga kami batasi waktunya,” tandasnya.