PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Sudah dua pekan, sejumlah warga di Kota Parepare, Sulawesi Selatan kesulitan membeli elpiji 3 kilogram. Kalau pun ada, warga terpaksa harus berkeliling dari warung ke warung mencari elpiji. Harganya pun melambung dari Rp18 ribu menjadi Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per tabung 3 kg.
Salah seorang warga Jalan Atletik, Rahmah mengaku kesulitan membeli elpiji 3 kilogram dalam dua pekan terakhir.
“Stok elpiji di dua warung dekat rumah selalu habis. Padahal dua pekan sebelumnya, sangat mudah membeli elpiji,” kata Rahmah kepada Pijarnews, Sabtu 28 Juli 2018.
Kesulitan memperoleh elpiji 3 kilogram juga dirasakan sejumlah warga lainnya di Kota Parepare. Mereka menamakan diri Komunitas Masyarakat Kompor Gas ini berunjukrasa di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Parepare, Jumat sore, 27 Juli 2018.
Aksi tersebut dipicu karena sudah dua pekan terakhir warga di Kota Parepare kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram atau biasa disebut dengan gas melon.
Salah seorang ibu rumah tangga yang ikut dalam aksi tersebut membawa tabung gas 3 kg kosong sebagai bentuk kekesalannya terhadap kelangkaan elpiji.
Warga mencurigai ada oknum yang bermain dalam penyaluran gas elpiji 3 kg. Mereka mendesak Dinas Perdagangan segera mengambil tindakan dengan menggelar operasi pasar dan menangkap oknum yang tidak bertanggungjawab sehingga kelangkaan elpiji ini terjadi.
Mirisnya lagi, kata pengunjukrasa, karena Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPBBE) berada di Lumpue, Kota Parepare, namun warga setempat kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg. Bahkan warga mendapatkan harga yang lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
Koordinator aksi, Sappe kepada wartawan mengatakan aksi demonstrasi dilakukan sebagai bentuk kekesalan terhadap penyalur dan Dinas Perdagangan yang kurang pengawasan terhadap penyaluran gas elpiji 3 kg. Sappe mencurigai ada oknum yang menampung gas untuk digunakan diluar aktivitas memasak. Seperti memutar mesin alkon saat panen tiba.
Pelaksana tugas (Plt) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Parepare, Husni Syam, mengatakan pihaknya tidak tinggal diam untuk membantu warga menyelesaikan persoalan kelangkaan elpiji 3 kg ini.
“Dari hasil pertemuan akan dilakukan peningkatan pengawasan bekerjasama kepolisian untuk menyelidiki apa sebenarnya penyebab kelangkaan gas elpiji 3 kg di Kota Parepare. Tetapi jika ini sudah dilakukan, namun masih langka, maka segera dilakukan operasi pasar dengan berkoordinasi pihak Pertamina,” tandas Husni yang juga Kepala Inspektorat Parepare ini.
Tak puas berorasi di depan Kantor Dinas Perdagangan, warga melanjutkan aksinya di SPBBE Lumpue Kota Parepare sambil membawa tabung gas kosong 3 kg. Pengunjukrasa ini meminta pertanggungjawaban pengelola SPBBE atas kelangkaan gas elpiji 3 kg di Kota Parepare.
Perwakilan aksi diterima langsung oleh Kepala SPBBE Kota Parepare, Tarigan. Dalam pertemuan tersebut, Tarigan mengatakan, tidak ada pengurangan jatah ke pangkalan.
“Kuota elpiji dari Pertamina sebanyak 5.600 tabung elpiji 3 kg setiap hari diedarkan di Kota Parepare. Jika kelangkaan ini masih terus terjadi maka akan dilakukan operasi pasar dan meminta kepada pihak Pertamina untuk menambah kuota khusus di Kota Parepare,” ungkap Tarigan. (*)
Reporter : Amiruddin
Editor : Alfiansyah Anwar