MAMUJU, PIJARNEWS.COM — Yayasan Karampuang menggelar workshop media untuk pencegahan perkawinan anak. Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Luke’s, Jalan Diponegoro, Kabupaten Mamuju, Sulbar, Sabtu 5 Desember 2020.
Acara ini melibatkan sejumlah wartawan di Mamuju sekaligus menghadirkan pembina Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Barat.
Dalam kegiatan ini, Direktur Yayasan Karampuang, Ija Syahruni mengatakan, penyebab terjadinya perkawinan anak yakni masalah ekonomi, kemiskinan, regulasi, globalisasi remaja dan ketidaksetaraan gender.
“Perkawinan anak adalah isu yang kompleks. Faktor-faktor ditengarai berkontribusi adalah faktor kemiskinan, geografis, kurangnya akses terhadap pendidikan, ketidaksetaraan gender, konflik sosial dan bencana. Selain itu ketiadaan layanan informasi kesehatan reproduksi yang komprehensif norma sosial yang menguatkan stereotipe gender tertentu,” ujar Ija Syahruni.
Selain itu, Ija Syahruni juga menambahkan terkait fenomena yang berkembang di masyarakat.
“Misalnya, perempuan seharusnya menikah muda dan budaya interpretasi agama dan tradisi lokal. Selain itu perjodohan dan penerimaan masyarakat terhadap perkawinan anak kerap disebut sebagai faktor pendorong. Berpijak pada kompleksitasnya perkawinan anak, kesadaran akan fenomena maupun solusi untuk perkawinan anak harus dirancang secara komprehensif holistik dan sistematis,” ujar Direktur Yayasan Karampuang ini.
Sementara itu, Nur Salim Ismail sebagai narasumber kedua, lebih menyentil persoalan media yang berkembang saat ini. Soal dugaan mengapa media tidak berpengaruh terhadap perkawinan anak.
“Setidaknya ada delapan poin yang harus diketahui teman-teman wartawan. Dugaan media tidak berpengaruh, gagal mendeteksi publik atas isu media, publik hanya menerima informasi penunjang, publik menerima, media menolak. Media memang tidak menjadi sebab perubahan, umumnya diukur berdasarkan politik saja. Sasaran media adalah kelompok kritis dan terpelajar tidak berpengaruh disebabkan kehadiran opinion leader, memang tidak punya kekuatan perubahan,” ungkap Nur Salim Ismail, Pembina Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Barat. (*)
Citizen Jurnalis : Nur Mubarak
Editor : Alfiansyah Anwar