PAREPARE, PIJARNEWS,COM — Landasan bangunan atap lantai tiga proyek Call Centre 112 Terpadu di Jalan Jendral Sudirman, Kota Parepare, Sulawesi Selatan ambruk. Meski terlihat ambruk, namun pelaksana proyek membantah jika bangunan tersebut tidak sesuai bestek.
“Saat membuka tiang penyangga landasan atap, tiba-tiba pasangan batu bata dan cor yang berada di atasnya runtuh. Bangunan yang roboh sepanjang 30 meter. Kami juga heran kenapa bisa rubuh,“ ujar Amri, buruh harian Pembangunan Call Centre 112 di Lokasi Bangunan, Senin (4/2/2019) kepada PIJARNEWS.COM.
Robohnya landasan atap cor sepanjang 30 meter tersebut terjadi sekira pukul 18.00 wita. Informasi yang diperoleh menyebutkan, saat itu, para pekerja membongkar mal penyangga cor yang sudah dianggap kering.
Namun karena kurang kuat, cor sepanjang 30 meter itu jatuh dari lantai 3. Saat itu, pekerja bangunan membongkar penyangga penahal mal atau cetakan cor.
“Untung saat membongkar, kami tidak terlalu berada di bawah bangunan itu. Hanya ada satu orang teman kami yang nyaris terkena puing-puing reruntuhan cor yang ambruk,” kata Amri.
Kejadian itu sempat membuat warga disekitar panik. Sebab, saat kejadian suara gemuruh mirip guntur saat hujan terdengar sangat keras. Menurut Samsir, warga sekitar, ia mendengar suara bergemuruh dan suara yang membuat panik warga.
“Kami kira itu suara guntur, namun karena tidak ada hujan saya kira ada bencana alam. Saat keluar, kami lihat bangunan Call Center 112 ambruk. Hal ini sembat membuat warga sekitar kaget. Bahkan ada yang sudah menyelamatkan barang berharganya, karena merasa ada bencana alam,” ungkap Samsir.
Sementara itu, rekanan bangunan Call Center 112 Terpadu, PT Sukses Sanggah Sejahtera, Andi Iwan Latinro mengaku jika bangunan sepanjang 30 meter itu tidak rubuh, tetapi hanya sengaja dibongkar.
Menurut Iwan, cor penyangga atap atau biasa disebut konsul di atasnya ada batu bata yang dipasang setinggi 3 meter. Karena miring, lanjut Iwan, pihaknya menyuruh pekerja untuk membongkar bangunan itu.
“Sebanarnya tidak ambruk. Dari hasil konsultasi dengan pihak PPK, saya beri masukan di atas konsul berdiri batu bata setinggi 3 meter, karena sering ditiup angin, batu bata itu miring. Dari hasil konsultasi, saya kemudian memerintahkan pekerja untuk membongkar,” kata Andi Iwan Latinro.
Atas kejadian itu, Kepolisian Resor Parepare masih melakukan pendalaman atas kejadian itu. Apakah bangunan itu ambruk karena tidak sesuai bestek ataukah memang sengaja dibongkar. (*)
Reporter : Syamsuddin
Editor : Alfiansyah Anwar