MAKASSAR, PIJARNEWS.COM– Selain berhasil mengangkap bandar besar yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 2016 lalu, Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan (Sulsel), juga mengagalkan peredaran 5 kilogram (kg) sabu dan 150 ekstasi yang hendak dikirim ke Makassar oleh pelaku.
Jika 1 gram (gr) sabu bisa digunakan untuk 20 orang dalam 24 jam atau sehari, maka 5 kg sabu yang diamankan Polda Sulsel bisa digunakan oleh 100.000 orang. Direktorat Reserse Narkoba (Dit Res Narkoba) Polda Sulsel menyelamatkan 100.000 orang dari bahaya narkoba. Sedangkan jika harga 1 kg sabu dinilai dengan Rp1,5 miliar, maka 5 kg sabu senilai Rp7,5 miliar.
“Dari 5 kg bisa untuk 100.000 orang,” jelas Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulsel, Irjen Pol Umar Septono saat rilis di Mapolda Sulsel, Senin (30/4).
Direktur Reserse Narkoba (Dir Res Narkoba) Polda Sulsel, Kombes Pol Hermawan mengatakan, dari paket 5 kg sabu yang terdiri dari lima paket besar. Empat paket besar masing-masing berisi 1 kg sabu dan satu paket berisi 14 bungkus kemasan kecil dengan berat keseluruhan 1 kg sabu.
5 kg sabu tersebut diakui Hermawan adalah sabu jenis terbaik. Hal tersebut terlihat dari bentuk kristal sabu yang besar dan terlihat jarang tersebar kecil-kecil.
“Kebanyakan sabu yang didapat biasanya kristalnya warnanya terlihat kecoklatan, itu berarti sudah dicampur,” jelas Kombes Pol Hermawan.
Lanjutnya, biasanya bandar atau pengedar kecil sengaja memberi campuran untuk paket sabu yang diedarkan. Sabu tersebut sengaja dicampur untuk menambah berat. Jika berat bertambah maka harganya naik.
“Satu kilo ini bisa saja jadi beberapa kilo jika dicampur,” ungkapnya.
Tidak hanya sabu 5 kg yang merupakan kualitas terbaik, 150 pil ekstasi yang dikirim bersama sabu dari Cina, dengan menggunakan pembungkus teh hijau Cina, merupakan kualitas terbaik. Hal tersebut diakui mantan anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia (RI) ini saat memegang ekstasi tersebut.
Menurutnya, jika ekstasi yang biasanya beredar luas dan ditemukan tersebut sudah bercampur. Ciri-cirinya yakni, jika dipencet maka akan gampang hancur. Akan tetapi berbeda dengan ekstasi asal Cina yang ditemukan dari HS saat penggerebekan di Medan, Selasa (24/4) lalu, ekstasi tersebut jika ditekan tidak hancur dan tahan lama.
“Ini asli kualitas super yang akan masuk ke Sulsel. Ekstasi ini saja sampai sekarang masih utuh, tidak ada yang hancur,” bebernya.
Diketahui pengungkapan jaringan internasional tersebut bermula saat keberadaan DPO bandar besar asal Gowa, HS berhasil ditemukan. Kamis (19/4) Dit Res Narkoba Polda Sulsel langsung menurunkan mata-mata membuntuti dan menempel ke HS. Bahkan saat Selasa (24/4) saat HS berangkat ke Medan melalui Bandar udara Internasional Sultan Hasanuddin, ia masih diikuti. Di Medan sendiri HS melakukan penjemputan sendiri paket 5 kg yang dikirim dari Cina lewat Tawawu, Malaysia, lalu ke Medan, Sumatera Utara.
Saat paket diduga sabu berada di HS, polisi lalu membuntuti hingga ke salah satu hotel di Medan. Di Hotel inisial RAZ itulah HS ditangkap bersama barang bukti sabu 5 kg dan 150 butir ekstasi.
Disana juga polisi berhasil menangkap kurir suruhan HS, yakni HW (24) pria asal Makassar. Tugas HW harusnya ia yang membawa 5 kg sabu dan 100 butir ekstasi tersebut ke Makassar menggunakan pesawat terbang.(mks)