RAMADAN, PIJARNEWS.COM–Siapa yang tidak suka gorengan? Makanan yang bisa ditemukan di setiap pinggir jalan ini memang menggugah selera dan kerap dijadikan menu untuk berbuka puasa. Namun, sebenarnya berbuka puasa dengan gorengan itu tidak baik loh.
Menurut ahli gizi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM), Tony Arjuna, buka puasa dengan gorengan tidak disarankan. Menurutnya, gorengan memiliki komposisi karbohidrat dan lemak yang tidak baik untuk tubuh.
“Gorengan sangat tidak direkomendasikan untuk buka puasa karena komposisinya dominan karbohidrat dan lemak tidak sehat,”ungkap Tony dalam situs UGM, dikutip pada Senin (27/3/2023).
Minyak Gorengan: Sumber Kolesterol dan Karbohidrat
Tony mengatakan proses pengolahan gorengan biasa menggunakan minyak yang sudah dipakai secara berulang-ulang. Minyak yang terkandung dalam gorengan tersebut tidak ideal dan dapat menjadi sumber kolesterol bagi tubuh.
“Kan jarang yang ada gorengan yang 1-2 kali pakai ganti minyaknya. Kebanyakan minyak yang digunakan itu sudah dipakai berkali-kali dan jadi model sumber kolesterol,” ujar doktor nutrisi klinis dari University of Adelaide, Australia itu.
Selain itu, menurut Tony gorengan tersusun dari karbohidrat sederhana yang sifatnya cepat dibakar dan dicerna oleh tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan kadar gula darah dalam tubuh menjadi cepat turun dan menyebabkan seseorang yang mengonsumsinya cepat merasa lapar.
“Berbuka dengan yang manis sebenarnya juga tidak terlalu ideal karena karena cepat menaikkan gula darah dan turunnya juga cepat sehingga mudah merasa lapar kembali,” jelas Tony.
Karbohidrat Kompleks Lebih Baik Dikonsumsi
Tony memberikan rekomendasi untuk mengonsumsi makanan dengan karbohidrat yang kompleks untuk buka puasa. Hal ini karena karbohidrat kompleks akan lebih lambat dicerna oleh tubuh sehingga membuat rasa lapar tidak cepat mudah datang.
Contoh-contoh dari karbohidrat kompleks ini adalah buah-buahan. Melansir dari laman Yankes Kemkes, beberapa karbohidrat kompleks lainnya adalah nasi merah, soba, gandum, jelai, quinoa, bulgur, apel, beri, pisang, brokoli, sayuran berdaun hijau, kentang, ubi, jagung, dan masih banyak lagi.
“Kalau makan besar baiknya yang dikonsumsi yang dominan proteinnya karena pengolahan dalam tubuh lebih pelan dan menaikkan gula darah dalam tubuh secara perlahan,” kata Tony. (*)
Sumber: detik.com