MAKASSAR, PIJARNEWS.COM—Dunia pers khususnya di Sulsel, berduka. Chairman FAJAR Group, HM Alwi Hamu menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu, (18/1/2025) di Rumah Sakit Puri, Jakarta Barat.
Pantauan Pijarnews.com, jenazah tiba di rumah duka di Jl Pierre Tendean Blok J No. 14, Kota Makassar malam tadi sekitar pukul 22.32 WITA. Kedatangan jenazah dikawal Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Suasana haru menyelimuti saat peti jenazah dikeluarkan dari mobil ambulance. Salah satu putra almarhum, Agus Salim Alwi Hamu berusaha menertibkan saat ratusan kerabat berebut mengangkat peti jenazah tokoh pers nasional itu.
Hari ini pukul 12.00, jenazah akan dibawa ke Masjid Al Islami Al Markaz untuk disalatkan. Usai salat, rute jenazah menuju pemakaman lebih dahulu melintas di depan Gedung Graha Pena, Jl Urip Sumoharjo lalu melintasi kampus Universitas Fajar dan Nitro, Jl Prof Basalamah. Selanjutnya, almarhum dibawa ke Pekuburan Keluarga HM Jusuf Kalla, di Jl Ir Sutami, Pattene, Kecamatan Biringkanaya, Makassar.
Salah satu kerabat Alwi Hamu, Abe Bandoe, mengatakan kondisi kesehatan wartawan senior itu beberapa tahun terakhir memang makin menurun. “Beliau kena stroke, pas masa Covid di situ puncaknya,” katanya.
Di mata Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, sosok Alwi Hamu merupakan pribadi yang ulet, loyal, bertanggung jawab dan inovatif. “Beliau mendirikan FAJAR Group dengan menanamkan kejujuran dan mengedepankan fakta dalam pemberitaan sehingga sampai saat ini, FAJAR Group masih berkibar dan menjadi kiblat pemberitaan,” kesannya.
Direktur Pijarnews.com, Alfiansyah Anwar juga menyatakan duka cita mendalam berpulangnya Alwi Hamu. Alfian yang juga kerabat Alwi Hamu menilai bahwa tokoh pers nasional itu adalah orang yang baik dan banyak membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain di FAJAR Group.
“Saya termasuk orang yang mendapatkan kebaikan dari ayahanda HM Alwi Hamu semasa hidupnya. Semoga Allah SWT mengampuni dosanya, melipatgandakan amal ibadahnya, dan memberi kesabaran kepada keluarga dan kerabatnya,” kata Fian, panggilan karibnya.
Wartawan Harian FAJAR, Ridwan Marzuki menulis di beranda Facebooknya tentang sosok Alwi Hamu. “Jauh sebelum jurnalisme solutif jadi diskursus, beliau telah menanamkannya kepada kami, good news is the best news. Sejatinya, seluruh berita terutama kritik keras, harus dibarengi opsi-opsi solusi. Alternatif pemecahan problem akan menjadikan jurnalis tak hanya sebagai penguak yang tersembunyi, namun menampakkannya dalam benderang pemecahan dan what will do after this”.
Memang, penulis yang pernah berdedikasi di Harian FAJAR beberapa kali rapat dengan almarhum. Setiap wejangannya, mengingatkan bahwa pentingnya seorang jurnalis mengkritik berbasis solutif.
“Berita yang baik pun jika dikemas dengan cara yang baik tetap disukai pembaca. Jangan menunggu berita yang buruk-buruk saja baru boleh menjadi berita,” pesan almarhum saat itu agar jurnalis tidak kehabisan ide untuk liputan.
Dikutip dari Fajar.co.id, semasa hidupnya Alwi Hamu dikenal sebagai sosok yang bersahabat dan memiliki dedikasi tinggi di dunia jurnalistik. Lahir di Parepare, 28 Juli 1944, Alwi telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia pers sejak usia muda. Saat masih SMP dan SMA, ia sudah menerbitkan majalah stensilan.
Ketika menjadi mahasiswa, Alwi aktif dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bersama Jusuf Kalla. Kreativitasnya melahirkan buletin HMI di Makassar yang diberi nama IDJO itam BERDJUANG.
Pada tahun 1966, keduanya terlibat dalam gerakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan bahkan mendirikan surat kabar “KAMI” dengan Jusuf Kalla sebagai ketua dan Alwi Hamu sebagai sekretaris.
Dedikasinya terhadap dunia jurnalistik tak selalu berjalan mulus. Demi mempertahankan idealisme pers, Alwi Hamu pernah divonis enam bulan penjara.
Namun, hal itu tak menyurutkan langkahnya. Pada 1 Oktober 1981, ia mendirikan Fajar, yang kemudian berkembang menjadi salah satu media besar di Indonesia. Selamat jalan guru jurnalistik ! (*)
Penulis: Dian Muhtadiah Hamna (Jurnalis Harian FAJAR tahun 2007-2017)