PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Insiden nahas di RS Andi Makkasau Parepare, yang menyebabkan meninggalnya bayi R, menuai kecaman dari pelbagai lapisan masyarakat. Kasus yang rencananya bakal dibawa ke ranah hukum itu, terjadi diduga lantaran keterlambatan penanganan dan kesalahan prosedur.
Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Parepare, Nurham Sadiq mengecam keras insiden tersebut. Dia menyebut, pelayanan memang menjadi persoalan paling kentara di RS tipe B itu, apalagi kali ini menyangkut hilangnya nyawa seorang bayi tidak berdosa.
“PMII dengan tegas mengecam dan siap melakukan advokasi. Kita akan pantau terus perkembangannya. Apalagi ini sudah menjadi perbincangan hangat dikalangan aktivis mahasiswa. Jika sanksi tegas tidak dilakukan, kita siapkan aksi!,” tegas Nurham, Jumat 17 Februari.
Senada, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat PGSD Parepare Adam Yusuf bersama Ketua Pospera Parepare Syahruddin yang ditemui PIJAR sesaat lalu turut menyatakan kesiapannya mengawal kasus itu. Mereka mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan RS.
“Masyarakat saat ini sudah cerdas. Dilevel elite, masalah ini mungkin dianggap angin lalu, tetapi bagi kaum akar rumput dan masyarakat kecil ini adalah gambaran paling nyata. Buat apa membangun RS semegah itu, jika SDM-nya tidak me-‘revolusi mental’ birokrtisnya,” kritik Syaharuddin, bersama Adam.
Sebelumnya kasus itu mencuat ketika R hendak melakukan persalinan di RS Andi Makkasau. Masuk pada hari Sabtu saat mulai kontraksi, pecah ketuban pada Minggu pagi, lalu baru ditangani pada Minggu siang. Nahas, bayi yang dikandung ternyata telah meninggal dunia. (ris)