PAREPARE, PIJARNEWS.COM—Robbin Herman, salah seorang petugas kebersihan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Parepare, Sulawesi Selatan harus menelan pil pahit. Pria paruh baya ini kini menjadi duda dan ditinggalkan istri dan anaknya lantaran selama sembilan bulan lamanya gajinya tidak dibayarkan.
“Istri membawa kabur anak saya ke Samarinda karena gaji saya selama sembilan bulan bekerja di Dinas Lingkungan Hidup tidak dibayarkan,” katanya saat melakukan aksi unjuk rasa bersama 29 Petugas Kebersihan lainnya didampingi Himpunan Pelajar dan Mahasiswa (HIPMI) Kota Parepare di Kantor Wali Kota Parepare, Jumat (6/12/2019).
Selama tidak digaji, kata Robbin, untuk menjalani hidup dirinya harus bekerja serabutan di pelabuhan dengan upah antara Rp20 ribu hingga Rp30 ribu.
“Itu hanya cukup untuk biaya sewa rumah saja,” keluhnya seperti dikutip dari detiknews.com.
Kisah serupa juga dipaparkan oleh Andarias Wesseng, Petugas Kebersihan lainnya. Selama tidak digaji, untuk menghidupi lima anaknya, Andarias menjadi buruh bangunan.
Bahlkan Andarias mengaku harus gali lubang tutup lubang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Biaya sewa rumah senilai Rp450 ribu per bulan juga sudah nunggak sembilan bulan, sementara anak-anak ke sekolah harus berjalan kaki ke sekolah sejauh hampir dua km, jika tidak ada temannya yang berbaik hati menjemput di rumah,” keluhnya.
Dalam aksi yang berujung ricuh tersebut, massa menuntut agar pemkot segera menyelesaikan pembayaran gaji mereka sebesar Rp 1.250 .000/bulan. Uang itu merupakan hak dari para petugas Dinas Kebersihan tersebut.
“Kami juga menuntut Wali Kota Parepare mencopot Plt Kadis Lingkungan Hidup yang lamban menangani persoalan ini,” Kata Sulfadli, Koorodinator Aksi.
Menanggapi tuntutan tersebut, Plt Kadis Lingkungan Hidup Kota Parepare, Syamsuddin Taha, mengaku akan segera menindaklanjuti tuntutan para petugas kebersihan.
“Sementara ini kita proses, secepatnya,” ucap Syamsuddin saat dikonfirmasi terpisah. (*)
Sumber: detikNews
Editor: Dian Muhtadiah Hamna