SIDRAP, PIJARNEWS.COM — Kondisi Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Bilokka, Dusun Bukkere, Desa Cenrana, Kecamatan Pancalautang, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan cukup memprihatinkan.
Pasalnya, sekolah yang berada di daerah terpencil di Kabupaten Sidrap tersebut telah beroperasi sejak tahun 2011. Namun kondisi sekolah hanya berukuran 8×3 meter dengan berdinding seng dan berlantai tanah.
Tidak hanya itu, sekolah itu hanya memiliki seorang guru honorer bernama Erni Maulana. Ironisnya, ia yang mengajar seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6. Jumlah siswa di sekolah ini hanya 19 orang dari seluruh kelas.
Erni mengaku telah mengajar di sekolah tersebut sejak tahun 2011 lalu. Awalnya, ia melakukan proses belajar mengajar di kolong rumah warga hingga kini sudah memiliki dua ruang kelas. Padahal sekolah ini punya enam tingkatan.
“Saat ini kondisi sekolah masih sangat memprihatinkan, secara umum sarana dan prasarana masih sangat kurang,” ungkap Erni saat di konfirmasi pijarnews melalui pesan Whatsapp, Sabtu (25/1/2020).
Guru honorer SDN 5 Bilokka yang telah mengajar kurang lebih 10 tahun itu berharap perhatian dari pemerintah. Baik dari sarana pendidikan maupun tambahan tenaga pengajar.
“Semoga ada bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki bangunan sekolah. Agar anak-anak juga nyaman dalam belajar,” harap Erni.
Kepala Dinas Pendidikan Sidrap, Syahrul Syam menanggapi kondisi sekolah di SD 5 Bilokka, Dusun Bukkere tersebut.
“Terkait dengan kelas jauh SD 5 Bilokka, kami sudah lama usul ke kementerian untuk mendapat bantuan pembangunannya,” ujar Syahrul kepada pijarnews, Sabtu malam (25/1/2020).
Selain SD 5 Bukkere, lanjut Syahrul, ada juga SD 2 di Wala-wala, Desa Batu, Kecamatan Pitu Riase sudah diusulkan pembangunannya. Hanya saja, kata Syahrul, terkendala kepemilikan tanahnya. “Karena harus bersertifikat atas nama pemerintah. Tapi nanti kami koordinasi lagi kementerian,” ungkap Syahrul.
Mengenai SD 5 Bukkere yang memiliki enam kelas hanya diajar satu guru honorer, Syahrul mengatakan, guru honor yang dulu dapat tunjangan daerah terpencil dari kementerian dan Pemkab Sidrap. Namun sekarang, kata Syahrul, tidak ada lagi. “Karena data statistik tidak ada lagi daerah terpencil di Sidrap dalam 5 tahun ini,” ungkap pria bergelar Magister Hukum ini.
Syahrul mengaku tidak tahu apakah ada Guru PNS yang akan ditempatkan di Bukkere di masa mendatang. “Sebab belum ada info dari BKD,” tutup Syahrul. (*)
Penulis : Hamdan-Alfiansyah Anwar
Editor: Dian Muhtadiah Hamna