BALIKPAPAN — Dua pimpinan wilayah saling memaparkan konsep pembangunan dalam menyambut Ibu
Kota Republik Indonesia di Kalimantan Timur. Walikota Kota Balikpapan, Kalimantan Timur Rahmat Mas’ud menawarkan konsep ekonomi ‘Ma’balu’, sedangkan Gubernur Sulbar, Ali Baal memperkenalkan Program ‘Marasa’.
Ma’balu, oleh Warga Sulbar mengartikannya sebagai usaha jual beli. Namun dibalik istilah itu, Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengurai bahwa konsep Ma’balu ditarik dari konsep dagang antara tiga wilayah, yakni Mamuju (Sulbar), Balikpapan (Kaltim) dan Palu (Sulteng). Sehingga disingkat Ma’balu.
“Konsep Ma’balu bukan sekedar slogan, tetapi akan kita wujudkan, dan konsep segitiga emas ketiga daerah itu kita wujudkan dalam menyambut Ibukota RI di Kalimantan Timur,” ujar Rahmad.
Kata dia, pihaknya sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah. Berikutnya akan menyasar sejumlah kabupaten di Sulbar.
“Tahun depan (2022) di Sulbar akan kami realisasikan. Apapun bisa dikerjasamakan, Pertanian, Peternakan, dan sektor lainnya,” terang Rahmad.
Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar pun mendukung konsep tersebut. Jika Balikpapan menawarkan Ma’balu, pihaknya pun akan menyambut kerjasama tersebut melalui program Mandiri, Cerdas, dan
Sehat (Marasa).
Program Marasa terkoneksi ke berbagai sektor, dengan begitu akan sejalan dengan konsep Ma’balu. Apalagi dengan didirikannya ibukota negara, pertambahan penduduk dan investasi di Kalimantan Timur akan menjadi peluang di Sulawesi, termasuk Sulbar. Dengan begitu, baik Marasa maupun Ma’balu dapat jalan bersama dan terealisasi sesuai harapan masyarakat.
“Ma’balu itu bisa kita jangkau bersama. Tiga provinsi ini kalau berjalan lancar maka kota tidak
terlalu susah lagi dalam membangun,” ujar Gubernur Sulbar Ali Baal, saat melakukan pertemuan
dengan Walikota Balikpapan di Rujab Walikota Balikpapan. (imr/adv)