MAKASSAR, PIJARNEWS.COM-Bakso goreng mas Wiji menjadi salah satu cemilan andalan berbagai kalangan khususnya mahasiswa dan pegawai di Kota Makassar utamanya di sekitaran kampus UNM.
Mas Wiji merupakan ekspatriat dari Klaten Solo, Jawa Tengah yang mengadu nasib ke Makassar pada 1997 dan berjualan es tontong, namun usahanya itu hanya berjalan 7 tahun, atau pada 2004 beralih berjualan ke bakso bakar. Alasan beralih kata Wiji Berjualan es tongtong cukup sulit, apalagi saat musim hujan.
Usaha bakso bakar pria berusia 45 tahun itu telah berjalan 18 tahun, atau sejak 2004 hingga sekarang. Bahkan sang Istri juga bejualan bakso goreng sekaligus jamu.
Ayah dua orang anak itu menjajakan bakso bakarnya menggunakan gerobak berkeliling daerah Cilalang dan sering mangkal di depan kampus UNM Fakultas olahraga dan kesehatan, Wiji menjajakan jualannya setiap hari dari jam 7 pagi hingga jam 12 paling lama.
“Jika hari libur biasanya saya tetap berjualan dan terkadang juga ikutan libur, karena pembeli saya mayoritas orang yang beraktivitas pada hari kerja,” kata Wiji saat ditemui, Selasa (20/12/2020).
Rasa bakso gorengnya yang khas serta teksturnya yang crunchy dan lagi harga perbijinya hanya seribu rupiah membuat dagangan Wiji begitu cepat ludes terjual.
Bahan baku utama bakso goreng ini adalah daging ayam dan tepung kanji serta ditambahkan sedikit bumbu andalan yang membuat semakin nikmat untuk disantap.
Tidak hanya bakso goreng yang ditawarkan Wiji, ada juga bakwan goreng dan tahu bakso goreng yang juga tidak kalah enaknya, dengan pilihan bumbu kacang, saus sambel, dan Lombok kuning menjadi pelengkap kelezatan dari cemilan ini.
“Saya bangun tidur itu jam 1 malam untuk bergegas belanja bahan baku dipasar sampai jam setengah 4, menyiapkan adonan dagangan sampai jam 6, setelah itu berkemas mandi dan sarapan sampai jam 7,” ungkapnya.
Untuk omset, kata Wiji tidak menentu.”Tidak menentu kurang lebih satu juta,” ujarnya. (M.Shidiq Anugrah)