MAKASSAR, PIJARNEWS.COM—Usia tak membatasi bagi Arman mengais rezeki membantu perekonomian keluarga. Meski masih berumur 13 tahun, namun siswa kelas 1 SMP Persada Makassar telah mencari uang sendiri.
Sabtu (7/12/2024), di bawah terik matahari siang, di Jalan Racing Center, Kota Makassar, tampak seorang anak remaja melayani pembeli. Plastik berisi kerupuk tergenggam erat di tangannya. Ia menawarkan dagangannya kepada siapa saja yang lewat. Sambil tersenyum meski keringat membasahi wajahnya.
Arman bukan sekadar siswa biasa. Ia adalah sosok penuh tekad dan tanggung jawab. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan, sementara kondisi ekonomi keluarganya yang serba pas-pasan membuat Arman terpanggil untuk ikut meringankan beban. Sejak kelas 4 SD, ia terbiasa membantu ibunya menjual kerupuk selepas pulang sekolah.
Setiap hari, setelah menggantungkan seragam sekolahnya, Arman bergegas menuju tempat biasa ia berjualan. Mulai pukul 3 sore hingga malam tiba, ia menyusuri kawasan sekitar SPBU Pertamina di daerah itu. Tak jarang, ia menawarkan kerupuk kepada pengendara yang sedang mengantre bahan bakar.
Meskipun penghasilannya tidak menentu—kadang mencapai Rp120.000 per hari, kadang jauh lebih sedikit—Arman tak pernah mengeluh. Jika musim hujan seperti saat ini, kerupuk jualannya ia titipkan di warung-warung.
Sebungkus kerupuk dia jual Rp10 ribu. Modal satu bungkus hanya Rp2.500. Sehari, kadang dia melariskan 20-30 bungkus.
“Berapapun yang saya dapat, saya selalu bersyukur. Ini untuk membantu ibu dan memenuhi kebutuhan keluarga,” ujar Arman dengan senyum tulus.
Di balik kesibukannya, Arman menyimpan mimpi besar. Ia bercita-cita membuka usaha rumah makan di masa depan. Untuk mewujudkan mimpinya itu, Arman perlahan mulai menabung dari hasil berjualan.
“Saya sisihkan sedikit uang setiap harinya. Tidak banyak, tapi saya ingin tabungan ini menjadi modal saya nanti,” tuturnya. Meski jumlahnya kecil, semangat Arman dalam menabung mencerminkan ketekunan dan komitmen besar untuk mengubah nasib keluarganya.
Kisah Arman adalah potret perjuangan anak-anak dari keluarga prasejahtera. Di tengah keterbatasan, ia tetap berjuang tanpa kehilangan semangat. Arman mengajarkan bahwa kerja keras, tanggung jawab, dan syukur adalah kunci menghadapi segala tantangan hidup.
Ia adalah bukti nyata bahwa mimpi besar bisa diraih meski berawal dari langkah-langkah kecil dan tabungan sederhana. (*)
Citizen Reporter: Dewi Hikmah Ramadani
(Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Makassar)