PAREPARE, PIJARNEWS.COM– Dr. Hannani, M.Ag, dan Dr. H. Sudirman L, M.H. Resmi menyandang gelar akademisi tertinggi dengan gelar Profesor. Keduanya dikukuhkan menjadi guru besar dalam Rapat Senat Terbuka yang digelar di gedung Auditorium IAIN Parepare, Rabu (20/12/2023).
Prof. Dr. Hannani, M.Ag, yang juga Rektor IAIN Parepare sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Hukum Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan Prof. Dr. H. Sudirman L, M.H. guru Besar bidang Hukum Acara Peradilan Agama pada Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam (Fakshi).
Pengukuhan ini berlangsung khidmat dan meriah, pasalnya pengukuhan ini bertabur ucapan selamat dan karangan bunga yang memenuhi halaman gedung auditorium. Ucapan ini berasal dari berbagai pihak, ada dari pihak keluarga, parnert kerjasama, kolega, dan institusi lainnya.
Tidak hanya karangan bunga, pengukuhan ini juga dihadiri oleh Pj Wali Kota Parepare, Dr Akbar Ali dan tamu undangan dari berbagai Institusi termasuk Parnert Kerja Sama serta civitas academica IAIN Parepare.
Bahkan pengukuhan ini juga dihadiri oleh Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Prof. Muhammad Ali Ramdhani dan Direktur PTKI Prof. Ahmad Zainul Hamdi.
Sebelum prosesi pengukuhan, kedua guru besar secara bergantian membawakan orasi ilmiah. Orasi pertama disampaikan oleh Prof. Sudirman dengan judul “Urgensi Pelibatan Hakamain dalam Proses Perkara Perceraian dengan Alasan Syiqoq di Pengadilan Agama” dan dilanjutkan oleh Prof. Hannani dengan orasi Ilmiah yang berjudul “Pengarusutamaan Filantropi Islam sebagai Pondasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”.
Kemudian dilanjutkan dengan prosesi pengukuhan oleh Direktur PTKI dan pengalungan tanda jabatan profesor oleh Dirjen Pendis.
Tentunya, pengukuhan ini resmi menambah jumlah guru besar IAIN Parepare menjadi 4 guru besar yaitu Prof. Dr. Hj. Hamdanah Said, M.Si., Prof. Dr. Sitti Jamilah, M.Ag., Prof. Dr. H. Sudirman L, M.H. dan Prof. Dr. Hannani, M.Ag.
Dirjen Pendis, Ali Ramdhani dalam sambutannya mengajak para guru besar agar bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi besar dalam memperoleh gelar jabatan tertinggi akademik di perguruan tinggi, terutama kepada ibu.
“Lima cairan yang takkan pernah tergantikan dari seorang ibu untuk anaknya yaitu air ketuban, darah, air susu ibu, air keringat dan air mata untuk mendoakan anaknya. Oleh karena itu jika ingin sukses hormati dan bahagiakan ibumu,” ungkapnya.
Dia juga menuturkan seorang guru besar harus berhati-hati karena setiap yang ia katakan adalah ilmu dan setiap perilakunya adalah teladan.
“Dari perjuangan guru besar kita belajar bahwa hidup akan ramah pada orang yang bersungguh sungguh, keraslah pada hidup niscaya hidup akan lunak padamu, namun jangan lunak pada hidup agar hidup tak keras padamu,” pungkasnya. (alf)