PALU, PIJARNEWS.COM — Bencana Gempa Bumi dan Tsunami yang melanda Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah meninggalkan duka. Tidak hanya warga yang menjadi korban, rasa duka , simpati dan empati juga dirasakan seluruh lapisan masyarakat di penjuru negeri.
Yah, dua daerah di Sulteng ini menjadi daerah mati setelah diluluhlantahkan bencana dahsyat. Kondisi ini bisa dilihat dari berita yang tersaji. Baik di Media cetak dan Media elektronik.
Lalu bagiamana suka duka yang dirasakan para pewarta yang juga ikut mempertaruhkan nyawa di lokasi bencana.
Rusli Djafar, salah seorang Jurnalis TV Swasta Nasional menceritakan bagaimana suka dukanya saat menjalankan tugas di Palu.
“Sudah satu hari satu malam kami belum pernah ketemu nasi, tidak ada penjual. Untung ada Chitos (makanan ringan, red) dua bungkus yang menemani,” kata Rusli melalui pesan Whatsapp di grup Jurnalis Parepare mengabarkan kondisinya di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad 30 September 2018.
Pria yang akrab disapa Ully itu mengaku kondisi yang dialaminya belum seberapa jika dibandingkan dengan kondisi para korban yang terkena musibah gempa dan tsunami.
“Banyak warga masih kesulitan mendapatkan makanan dan minuman. Sebagian kelaparan. Bahkan ada yang masih terjebak dalam reruntuhan, akses komunikasi belum normal,” jelas pecinta motor trail ini. (*)
Penulis : Abdillah MS
Editor : Alfiansyah Anwar