MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Setelah merilis film perdana berjudul SILARIANG: Cinta Yang [Tak] Direstui di bioskop pada Januari 2018, Indonesia Sinema Persada bersiap untuk memproduksi film keduanya. Kali ini film berjudul “SOLATA [Teman Adalah Keluarga Yang Kita Pilih]” mengambil isu utama soal pendidikan.
SOLATA [Teman Adalah Keluarga Yang Kita Pilih] menyandarkan kisahnya pada kejadian nyata yang terjadi di Desa Sandana, Kecamatan Bittuang, Tana Toraja. Sebagaimana dimuat di Kumparan pada Juli 2022 lalu, diberitakan soal sekolah dasar dengan 28 orang murid, lantai kelas dari tanah, atap yang bocor dan dinding papan yang tidak menutup sepenuhnya. Kelas ini pun terlihat lebih mirip kandang kerbau.
“Sebenarnya ide cerita ini sudah saya tulis sekitar tahun 2010. Awalnya judulnya Nyanyian Merah Hati. Saya mendapat inspirasi tambahan setelah menonton film nomine Oscar asal Bhutan berjudul Lunana: Yak in the Classroom dan setelah menyaksikan apa yang terjadi di Sandana. Tim kami akhirnya berangkat ke Toraja pada Desember 2022 dan penulisan skenario dimulai di akhir Desember, “ jelas Ichwan Persada yang akan bertindak sebagai sutradara melalui rilisnya.
Sebelumnya Ichwan sudah menggarap isu yang sama dalam film dokumenter panjang berjudul Cerita Dari Tapal Batas. Film ini berhasil menjadi nomine Film Dokumenter Terbaik Festival Film Indonesia 2011 dan juga terpilih sebagai official selection Aljazeera International Documentary Film Festival 2012.
“Jadi kira-kira 10 tahun setelah saya memproduksi film dengan isu serupa ternyata masih ada sekolah dengan kondisi memprihatinkan di negeri ini. Artinya ada sesuatu yang mendesak yang perlu menjadi prioritas pemerintah dalam membereskan soal ketertinggalan pendidikan, “ tambah pria yang lahir dan besar di Makassar ini.
SOLATA [Teman Adalah Keluarga Yang Kita Pilih] bercerita tentang Angkasa, relawan dari Jakarta yang ditugaskan jauh ke pedalaman Toraja. Ia kaget mendapati sekolah tempatnya mengajar mirip kandang babi. Menariknya ia bertemu dengan 6 orang siswa dengan nama depan mirip presiden Indonesia. Ichwan sendiri hanya tertawa saat ditanyakan apakah filmnya akan memuat unsur politik mengingat penamaan 6 karakter anak-anak tersebut dan rencana rilis filmnya di tahun depan.
“Sewaktu pertama kali ditulis sama sekali tidak terpikirkan soal itu. Mikirnya cuma sesederhana semoga kelak akan ada presiden dari Toraja. Tapi beberapa yang baca skenarionya melihat penamaan ini sesuatu yang menarik dan bisa juga dipandang politis. Tapi saya tidak akan mempermasalahkan soal itu. Semua orang bebas berpendapat kok, “ ujarnya.
Saat ini tim Indonesia Sinema Persada tengah mempersiapkan riset, kasting hingga pencarian lokasi dalam waktu dekat. Rencananya SOLATA [Teman Adalah Keluarga Yang Kita Pilih] akan melakukan pengambilan gambar pada akhir tahun 2023 ini juga. (rls)