Oleh : DR Ahdar Djamaluddin, Dosen IAIN Parepare
Hari ayah sedunia? Pantaskah dirayakan? Yaa tentu, karena posisi keberadaan ayah dalam rumah tangga sangat dibutuhkan. Ayah adalah pemimpin dan pengayom keluarga, tanpa kehadirannya ada sesuatu yang tidak sempurna dan hampa dalam rumah tangga.
Hari ayah, walau tak semeriah dan sepopuler dengan hari ibu, namun masyarakat dunia masih memandang perlu moment ini dirayakan. Kalau hari ibu konon telah diprakarsai sejak tahun 1800-an sedangkan hari ayah diprakarsai tahun 1900-an. Hari ayah, awalnya sebagai penghormatan besar kepada para ayah yang mempunyai beban besar dalam menghidupi keluarganya. Dan tentunya segala kebutuhan keluarga ada pada pundak sang ayah.
Kalau Sanoro Smart lebih memilih memprakarsai Happy Mothers Day dengan memandang tugas ibulah yang paling berat dalam rumah tangga. Sanoro melihat jika tugas dan tanggung jawab ayah berat bisalah ditimbang beratnya dengan tanggung jawab seorang ibu.
Makanya hari ibu lebih popular dari hari ayah. Dalam beberapa kondisi, eksistensi seorang ayah sangat dibutuhkan terutama jika dalam keluarga atau anak-anak mereka adalah perempuan. Kasih sayang awal harus tercurah dari seorang ayah kepada putri-putri agar kelak setelah anak baliq dan mengerti arti kasih sayang, maka mereka telah menemui kasih sayang itu pertama dari ayah dan bundanya. Ada bebapa kondisi jika anak tidak di besarkan tanpa ayah;
Pertama, kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kondisi seperti itu telah banyak ditemui karena anak-anak tersebut sering murung, kurang semangat dalam hidupnya sehingga hidupnya kurang bahagia.
Kedua, masalah kesehatan dan mental ketidakhadiran ayah dalam tumbuh kembang juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik maupun mental anak. Rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan juga sering terjadi, ini berhubungan dengan gangguan psikosomatik dimana penyakit yang muncul berkaitan dengan keadaan pikiran dan fisik.
Ketiga, bermasalah dengan tanggungjawab. Saat dewasa, mereka yang dibesarkan tanpa ayah cenderung menjadi pengangguran, memiliki pendapatan rendah, bahkan tidak memiliki tempat tinggal atau homeless. 90% anak yang lari dari rumah dan tinggal di jalan atau penampungan biasanya tidak memiliki ayah. Hubungan dengan lawan jenis juga terganggu, cenderung lebih besar kemungkinan untuk bercerai atau memiliki anak di luar pernikahan.
Demikian dari beberapa dampak jika anak-anak dibesarkan tanpa kehadiran ayah, ayah yang jarang hadir di tengah-tengah keluarga, dan kurang memperhatikan proses tumbuh kembang anaknya sehingga berdampak dari proses perkembangannya. Ayah yang merupakan mitra kerja dari seorang ibu, keduanya harus bersinergi untuk bisa menjadikan anak-anaknya berhasil. Baik dalam bidang akademik maunpun non akademik. Apapun model dan cara yang dilakukan kedunya sehingga asa dan cita-cita dapat tercapai secara maksimal. Baik ada beberapa bentuk tugas seorang ayah dalam keluarga kecilnya ;
1. Sebagai pelindung; karena ayah sebagai imam dalam rumah tangga maka tentunya tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelindung keluarga, yang tentunya mampu memberikan yang terbaik dalam keluarganya.
2. Sebagai motivator, selain sebagai pelindung, tugas ayah selanjutnya adalah sebagai motivator baik terhadap ibu (red; istrinya) maupun terhadap anak-anaknya. Jika motivasi berasal dari sang pemimpin keluarga, maka tentu dalam rumah tangga dapat tercapai dengan baik karena juga dibarengi dengan berbagai reward untuk pencapaian cita-cita tersebut.
3. Sebagai guru, kalau ayah di sandingkan dengan tugas seorang guru, maka tugas ayah dalam rumah tangga sangat dibutuhkan karena kalau dicermati tugas guru sebagi pendidik baik dalam rana kognitif (red; pengetahun), rana afektif (red; nilai) dan rana psikomotorik (red; keterampilan) maka seorang ayah mampunyai pengetahuan yang luas sehingga tugas dan tanggung jawabnya dapat terlaksana.
4. Sebagi teman, kalau tugas dan fungsi ayah diatas merupakan poin yang harus di jalankan melalui sebuah proses maka pada poin ini hanya dapat dilihat dari sisi kebersaman dalam setiap moment tertentu kepada keluarganya. Ayah yang bertindak sebagai teman sehingga dirinya dijadikan sebagai tempat untuk mencurahkan keluh kesah anaknya dan juga mungkin ibu (red; Istri)nya sehingga dalam hidup rukun dalam rumah tangga akan berjalan tanpa ada tendensi-tendensi dari pihak lain, karena dalam keluarga sikap keterbukaan antar seluruh anggota keluarga diterapkan.
5. Pemberi nafkah; pada poin terakhir ini adalah poin yang menjadikan posisi ayah yang sebenarnya, karena memang dalam pundaknya diserahi tugas untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga, baik itu dari segi sandang, papan dan pangan. Ketiga kebutuhan ini yang harus terpenuhi dalam keluarga, dan itu merupakan tanggung jawab penuh dari seorang ayah. Walaupun pada saat sekarang ini posisi istri kadang juga diberikan ruang untuk bekerja dan berkarier, tapi tugas tanggung jawab istri dalam bekerja tidak boleh melampaui batas-batas dari koridor ajaran agama Islam dan harus ada restu dari sang ayah (red; suami)nya.
Demikian beberapa tugas dan tanggung jawab seorang ayah untuk keluarganya, sehingga sebagai anggota keluarga haruslah mengapresiasi bahwa peringatan hari ayah sedunia, ataukah hari ayah untuk lokal Indonesia yang jatuh pada hari ini, dapat menghargai seluruh jerih payah dan keringat ayah dalam memenuhi segala kebutuhan keluarga.
Akhirnya tulisan ini saya sampaikan kepada ayahanda dan seluruh ayah-ayah di Dunia”Happy Father Days” I just say to u Thank you a lot for u loving. U a man like no other, u gave me life, nurtured me, taught me, dressed me, fought for me, held me, shouted at me, kissed me, but most importantly love me uncoinditionally. There are not enough words I can say to describe just how important u to me,“ I love u Dad”
Walau bukan hari ini saja kita rayakan tapi seharusnya dan semestinya setiap hari harus bersyukur karena kita masih dipinjamkan “sosok ayah” dalam kehidupan kita semua. Semoga bermanfaat….aamiin. (*)