PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Sejumlah guru dari TK Negeri Pembina II Parepare bersitegang dengan dua pegawai dari Dinas Pemberdaayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Parepare, Rabu 29/3. Pegawai itu hendak mengambil fasilitas permaianan anak-anak TK, untuk dipinjam selama dua bulan. Namun ditolak keras oleh para guru.
“Katanya mau dipakai selama dua bulan di Taman Mattirotasi, untuk penilaian Kota Ramah Anak. Nah anak-anak disini mau main pakai apa ? Inikan Taman Kanak-kanak, harus ada permainan,” kritik Ketua Komite, Ruslan Anwar.
Ruslan mengaku sangat menyayangkan tindakan pemerintah yang dia nilai semena-mena. Justru, jika ingin mendapat predikat Kota Layak Anak, pemkot seharusnya menambah fasilitas bermain, baik di taman maupun di TK tersebut. “Bukan malah memindahkan yang ada disini. Anak-anak sedih,” bebernya.
Fasilitas bermain seperti pelosotan, besi panjat bola dunia, dan ayunan di TK Negeri Pembina II justru awalnya merupakan “rongsokan” yang dipinjam dari Dinas Pendidikan. Pihak TK memperbaiki sendiri permainan itu, lalu dipakai di TK mereka lantaran tidak ada pengadaan fasilitas bermain.
“Jadikah diambil permainan ta pak?,” demikian kalimat yang terlontar dari sejumlah anak TK, saat gurunya bersitegang dengan pegawai yang hendak mengambil fasilitas permainan tersebut.
* Komunikasikan dengan Baik
Wakil Ketua I DPRD Kota Parepare, Rahmat Syamsu Alam turut menyesalkan terjadinya hal tersebut, Menurutnya, seharusnya sesama instansi pemerintahan berkomunikasi dengan baik. Bukan malah berkonflik.
“Intinya disini adalah komunikasinya, karena sama-sama ada asas manfaatnya. Kalau dipinjam, akibatnya bukan hanya anak-anak tidak bisa bermain, tetapi juga alat-alat itu bisa rusak. Siapa mau bertanggungjawab? Makanya seharusnya, hal ini dikomunikasikan dengan baik,” tandas Rahmat. (mul/ris)